Ahad 05 Jun 2016 02:44 WIB

Sambut Ramadhan, Pawai Budaya Dugderan Digelar di Kota Semarang

Warak ngendog (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Warak ngendog (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Kota Semarang menggelar Pawai Budaya Dugderan 2016 untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan pada Sabtu (4/6). Dalam pawai itu, ditampilkan "warak ngendog" yang merupakan binatang imajiner dari Kota Semarang.

"Keberadaan warak ngendog merupakan wujud akulturasi (budaya) Jawa, Arah dan Tiongkok. Warak ngendong juga merupakan simbol pluralitas warga Semarang," ujar Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Pawai Budaya Dugderan merupakan tradisi tahunan masyarakat Semarang setiap menyambut bulan Ramadhan yang menjadi rangkaian dari kegiatan dugderan yang diisi berbagai kegiatan, utamanya pasar rakyat.

Tahun ini, pawai budaya kembali digelar dengan menampilkan berbagai parade kesenian lokal yang dibawakan 19 kelompok dari 13 perwakilan kecamatan, "drumband" dari Akademi Militer, dan atraksi barongsai.

Tak ketinggalan, setiap peserta mengusung "warak ngendog" yang menjadi ikon Kota Semarang dengan penggambaran wujud perpaduan binatang kambing dan naga, baik dengan mobil hias maupun replika.

Ribuan masyarakat pun menyemut di sepanjang rute pawai budaya Dugderan, mulai dari halaman Balai Kota Semarang menuju Masjid Agung Semarang yang dikenal pula dengan Masjid Kauman Semarang.

Hendi selaku wali kota memerankan Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat (Bupati Semarang) yang membacakan suhuf halaqah, yakni keputusan para ulama mengenai awal puasa.

Selama bertahun-tahun, pelaksanaan pawai budaya Dugderan selalu menandai awal puasa dengan pelaksanaan persis sehari sebelum Ramadhan, namun sejak dua tahun belakangan tak lagi menjadi penanda puasa.

Lengkap dengan pakaian kebesaran bupati, Hendi dikawal pasukan berkuda menuju Masjid Agung Semarang, diikuti Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, dan jajaran DPRD, SKPD, dan muspida.

Setelah itu, rombongan menuju ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang untuk menyerahkan suhuf halaqah kepada Raden Mas Tumenggung Probo Hadikusumo yang diperankan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

"Warak Ngendog merupakan gambaran perilaku 'menungso ingkang becik' (manusia baik). Ini menjadi komitmen bahwa Semarang wajib dijaga oleh semua warganya. Perbedaan menjadikan Semarang lebih hebat," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Masdiana Safitri mengatakan pawai budaya Dugderan akan terus dilaksanakan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

"Tentunya, dengan berbagai kemasan yang semakin menarik dan inovatif. Terbukti, yang hadir untuk menyaksikan bukan hanya warga Semarang, melainkan juga warga dari daerah sekitar Semarang," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement