Jumat 03 Jun 2016 20:03 WIB

Gubernur Sumut: Revolusi Mental Bagian dari Misi Kenabian

 Pelaksana Tugas (PLT) Gubernur Sumatra Utara Tengku Erry Nuradi.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pelaksana Tugas (PLT) Gubernur Sumatra Utara Tengku Erry Nuradi.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Plt Gubernur Sumatra Utara, HT Erry Nuradi mencanangkan gerakan tadarus menjadi salah satu pilar utama keberhasilan revolusi mental yang sedang digalakkan Presiden Joko Widodo.

"Tadarus dan khataman Alquran berjamaah harus lebih digiatkan menjadi gerakan ummat Islam di Sumut. Yakinlah dengan gebyar Alquran, muaranya akan menjadikan moral dan mental bangsa menjadi terpuji dan 'Qurani'. Inilah revolusi mental hakiki," ujarnya di Medan, Jumat (3/6).

Ia mengatakan itu pada acara Tadarus Nasional tingkat Sumut menyambut Ramadhan 1437 H di Masjid Aljihad Medan. Tadarus Nasional dan Khataman Alquran berjamaah itu diinisiasi Keluarga Besar Alumni Himpunan Mahasiswa Islam sekaligus momentum 50 tahun Korps Alumni HMI (KAHMI) yang tergabung dalam grup chatting Whatsapp KAHMI Forever Tadarus Alquran (KFTQ) secara serentak di seluruh Indonesia.

Di acara yang dihadiri ratusan jamaah Masjid Aljihad dan warga KAHMI Sumut, Erry menyebutkan, berbicara revolusi mental sebenarnya adalah berbicara tentang sebagian dari misi kenabian. Para nabi ditugaskan Allah SWT untuk memerbaiki mental yang rusak atau juga disebut kebobrokan akhlak.

"Keadaan masyarakat pada saat ini perlu revolusi mental karena apapun bisa terjadi, sehingga sangat mungkin hal yang merusak harkat dan martabat manusia itu menimpa bangsa Indonesia," katanya.

Melihat kondisi itu, revolusi mental dipandang bersifat mendasar, relevan, dan strategis sebagai upaya meningkatkan kualitas dan martabat kehidupan bangsa. Apalagi jika mau jujur, gejala kriris nilai-nilai kemanusiaan itu sebenarnya mulai terasakan dewasa ini.

Karena itu, ketika dipahami revolusi mental adalah merupakan bagian dari misi kenabian, maka peran-peran agama seharusnya menjadi sangat penting untuk mendapatkan perhatian. Terutama ummat Islam dengan panduan Alquran.

Ia mengatakan, Islam selain mengajarkan tentang ketuhanan, juga tentang keharusan hidup dijalani sesempurna mungkin agar kehidupan menjadi selamat, bahagia, dan saling berkasih sayang. "Jadi tema besar gerakan revolusi mental itu antara lain bersama-sama kembali ke kitab suci, ke tempat ibadah, dan mendekatkan pada pemuka agama," katanya.

Ketua Panitia Tadarus Nasional Wahid Khusyairi menyebutkan, selain tadarus, acara itu juga melaksanakan santunan anak yatim dan kaum dhuafa yang dananya berasal dari para donator keluarga besar HMI dan KAHMI Sumut. "Acara itu merupakan bagian dari rangkaian acara HUT ke-50 KAHMI yang akan diperingati pada September 2016 dengan harapan masyarakat Sumut dan Indonesia secara keseluruhan bisa semakin mendekatkan diri pada Allah agar kualitas hidup semakin baik," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement