Rabu 01 Jun 2016 06:50 WIB

Mahasiswa Anggap Elite Politik Belum Menjiwai Pancasila

Teks Pancasila
Foto: The Muslims Times
Teks Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian mengungkap mahasiswa Indonesia menilai perilaku elite belum menjiwai Pancasila. Fenonema ini menjadi 'jawaban balik' atas kekhawatiran sebagian pihak yang menuding anak muda lah yang mulai jauh dari nilai Pancasila.

Asosiasi Dosen Pengajar Pancasila dan Kewarganegaraan (ADPK) DKI Jakarta melakukan penelitian dengan menyebarkan kuesioner kepada sejumlah mahasiswa di Jakarta. Dari 678 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa semester pertama hingga tingkat akhir, didapat bahwa 100 persen mahasiswa hafal Pancasila.

Malah, sebagian besar mahasiswa justru memberikan penilaian bahwa perilaku elite politik belum sesuai dengan nilai-nilai Pancasila (76,7%). “Persepsi mahasiswa ini bukan berita yang baru sama sekali, karena sejak beberapa tahun terakhit banyak politisi yang berurusan dengan KPK misalnya,” ujar Sekretaris ADPK, Rika Kartika, dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (1/6).

Penelitian ini, kata Rika, dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran nyata dan ilmiah mengenai pemahaman generasi muda terhadap Pancasila. Sebelumnya, kata Rika, Generasi muda Indonesia sering “dituduh” kurang menjiwai nilai-nilai Pancasila pascareformasi 1998. Persepsi ini muncul dianggap sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan besar dalam politik nasional pascatumbangnya Orde Baru.

Menurutnya, seiring perkembangan teknologi, media internet saat ini menjadi sumber pengetahuan penting mengenai Pancasila (31,7 persen), selain keluarga (38,1 persen). Peran internet, sambungnya, bahkan mengalahkan media konvensional seperti televisi (13,6 persen) dan media cetak (12,7 persen).

Fakta terpenting dari penelitian tersebut, tambah Rika, bahwa kekhawatiran terhadap menipisnya penghayatan Pancasila di kalangan generasi muda tidaklah seburuk yang diperkirakan. “Mahasiswa dan anak muda telah bisa memisahkan antara Pancasila sebagai nilai ideal dan universal dengan rejim, penguasa dan kepentingan politik itu sendiri,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement