REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank DKI menegaskan penggratisan tiket naik bus Transjakarta bagi nasabahnya bukan untuk merebut nasabah bank lain, apalagi bank milik Pemerintah Kota Bekasi. Pasalnya pembukaan rekening nasabah di suatu bank tidak serta merta mengharuskannya menutup rekeningnya di bank lain.
Sekretaris Bank DKI, Zulfarshah mengakui adanya kekhawatiran Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi terhadap akan diberlakukannya penggratisan tiket naik bus Transjakarta untuk nasabah Bank DKI, termasuk ke rute Bekasi."Setiap bank pasti akan menawarkan keunggulan produknya ke masyarakat. Kalau masyarakat tertarik, dia akan buka rekening. Tapi kan bukan berarti dia harus menutup rekeningnya di bank tempat dia menabung sebelumnya," katanya baru-baru ini.
Sebelumnya, Rahmat Effendi menilai penggratisan tiket naik bus transjakarta bagi nasabah Bank DKI berpotensi merugikan pendapatan keuangan dari perbankan milik pemerintah daerah setempat. Ia khawatir nantinya banyak nasabah Bank Pemkot Bekasi yang pindah ke Bank DKI.
Adanya rencana untuk menggratiskan tiket naik bus transjakarta bagi nasabah Bank DKI merupakan keinginan dari Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Ia ingin semua nasabah Bank DKI nantinya bisa tapping in dengan kartunya tanpa dikenakan pemotongan saldo saat masuk ke halte.
Meski demikian, Bank DKI belum mau membeberkan kapan rencana tersebut direalisasikan."Kalau nanti udah mau diluncurkan pasti akan kita infokan," ujarnya
Saat ini, penggratisan tiket naik bus Transjakarta bagi nasabah Bank DKI baru berlaku untuk kalangan tertentu. Seperti pelajar peserta Kartu Jakarta Pintar dan penghuni rumah susun sederhana sewa.