REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Harga sejumlah komoditas bahan pokok di berbagai daerah mulai merangkak naik jelang bulan suci Ramadhan. Pantauan di beberapa pasar tradisional di Kota Bekasi, Jawa Barat kenaikan harga berkisar antara 10 sampai 20 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi, Slamet Waluyo, menyatakan kenaikan harga bahan pokok selalu terjadi tiap tahun jelang Ramadhan dan Lebaran. Kenaikan harga itu berpengaruh terhadap tingkat inflasi di Kota Bekasi.
BPS Kota Bekasi merupakan salah satu kota penghitung inflasi dari 82 kota di Indonesia. "Menjelang Ramadhan ini sudah mulai terasa peningkatan beberapa komoditas, khususnya bahan makanan," kata Slamet, Kamis (26/5).
Menurut Slamet, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan dan menimbulkan andil cukup besar dalam proses pembentukan inflasi. Sebab, kata Slamet, Kota Bekasi merupakan kota konsumen, bukan kota produsen.
Bahan-bahan makanan disuplai dari beberapa daerah, seperti bawang merah, beras, cabe merah, dan sembako. Ketergantungan ini mempengaruhi kenaikan harga, di samping faktor permintaan masyarakat terhadap bahan makanan.
Slamet menyatakan, beras merupakan komoditas yang paling signifikan menimbulkan dampak terhadap inflasi. Stok beras di Kota Bekasi sangat dipengaruhi stok dari daerah asal karena Bekasi bukan daerah produsen beras.
Kenaikan harga bawang merah, cabai, dan daging juga ikut mempengaruhi inflasi. Apalagi, harga daging jelang bulan suci Ramadhan biasanya mengalami kenaikan pesat.
Kendati demikian, pihaknya optimistis angka inflasi pada Mei 2016 dapat ditekan. Data BPS Kota Bekasi mencatat, April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,61 persen. Angka deflasi ini paling tinggi se-Jawa Barat.
"Kita optimistis. Di bulan Mei inflasi bisa terjadi, tapi masih rendah karena bisa kita lihat baik dari stok maupun kenaikan harga belum signifikan. Jadi mungkin terjadi inflasi, tapi masih normal," tutur Slamet.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Bekasi, Aceng Salahuddin, memastikan distribusi dan ketersediaan bahan pangan selama Ramadhan dan Lebaran aman. Disperindagkop juga mengimbau para pedagang agar tidak memanfaatkan momentum Ramadhan untuk meraup keuntungan sepihak. "Kami akan menjaga distribusi bahan pokok agar tetap berjalan tanpa gangguan," kata Aceng.