REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi mengatakan, hingga saat ini anggota teroris Santoso tersisa 22 orang. Dia berharap sejumlah orang itu dapat ditangkap sampai masa operasi Tinombala berakhir pada 8 Agustus 2016.
"Sampai saat ini berarti DPO (daftar pencarian orang-red) tersisa 22 orang," ujar Rudy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (25/5).
Rudy menjelaskan, hingga saat ini petugas sudah menangkap sebanyak 15 orang. Dari 15 orang itu, 11 di antaranya tertembak mati dan empat ditangkap dalam keadaan hidup.
Pada kesempatan yang sama Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar meminta para anggota kelompok teroris Santoso menyerahkan diri. Mereka yang menyerahkan diri akan menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan hukuman di pengadilan.
"Jadi antara menyerahkan diri dan tidak menyerahkan diri itu berbeda. Artinya kami mendefinisikan menyerahkan diri itu sebagai bentuk yang kooperatif," ujar Boy
Namun dia menyanksikan kelompok Santoso dapat kooperatif dengan petugas dan negara. Menurutnya, polisi belum bisa memastikan mereka akan menyerahkan diri.
"Tentu kami tidak mendahului, dalam artian segala sesuatu bisa saja terjadi. Yang jelas apabila dalam kondisi menyerahkan diri maka perlakukan akan berbeda," bebernya.
Namun apabila kelompok teroris Santoso bersikeras untuk melawan hukum, maka proses hukum pun tetap berjalan seperti biasa. Petugas tetap akan melakukan operasi Tinombola sampai 22 orang tersebut berhasil dibekuk.