Kamis 19 May 2016 19:51 WIB

Gerindra: Pemerintah Tinggal Tunggu Karma dari Parpol

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Komisi III DPR Desmond J. Mahesa.
Foto: Ist
Wakil Komisi III DPR Desmond J. Mahesa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindrai menghargai keputusan Partai Golkar yang memutuskan bergabung dengan pemerintahan Jokowi-JK. Gerindra melihat apa yang dilalui oleh Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan perjalanan politik yang 'berdarah-darah'.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Desmond Junaidi Mahesa menilai pemerintah sampai saat ini masih ditakui oleh partai politik karena membuat Parpol terpecah. Namun menurutnya Parpol pada pemerintah hanya berumur maksimal 3 tahun. Menjelang tahun 2018 nanti, posisi Parpol lebih tinggi dibanding pemerintah.

Sebab, tahun 2019, Indonesia akan mengalami pesta pemilihan legislatif dan presiden yang dilakukan secara serentak. Pada saat itu, kalau Jokowi ingin maju kembali untuk menjadi calon Presiden, harus mendekati Parpol. Tanpa dukungan Parpol, Jokowi tak bisa melanjutkan mimpinya untuk maju dalam pemilihan Presiden 2019.

"Kalau hari ini pemerintah bisa buat gonjang-ganjing karena sekarang partai takut ke pemerintah, ini karmanya kita tunggu," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (19/5).

Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini menambahkan, Jokowi masih butuh Parpol untuk maju di pilpres 2019. Hal inilah yang dinilai membuat Golkar dan PPP akhirnya bersedia untuk bergabung dengan pemerintahan Presiden Jokowi.

Bagi Gerindra, ini hanya taktik politik saja. Desmond menegaskan, Golkar dan PPP pasti sudah berhitung soal kalender politik seperti ini. Saat ini mereka memang ‘berdarah-darah’ karena pemerintah, tapi mendekati tahun 2019 nanti, posisi partai politik dan pemerintah pasti berbalik.

Gerindra mengaku tak perlu mengikuti langkah partai lain pendukung Koalisi Merah Putih (KMP) yang mengubah haluan untuk mendukung pemerintah.

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, kata Desmond menyadari hal ini akan terjadi. Bahwa partai pendukung KMP akan mengambil sikap yang dapat membubaran koalisi yang dibentuk saat pencalonan Prabowo-Hatta di pilpres 2014 lalu. Hal inilah yang membuat Gerindra tidak merasa dipecundangi oleh partai lain.

"Ada pesan yang dibawa oleh pemilih-pemilih kami, yang menghormati kami waktu itu menitipkan pesan ke kami, dan kami mencintai orang yang mendukung kami," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement