REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berziarah ke makam bapak pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara di taman makam pahlawan Wijaya Brata di Yogyakarta, Kamis (19/5).
"Kita suka mengimpor model pendidikan dari negara-negara lain, padahal kita sudah punya prinsip-prinsip tentang bagaimana membangun pendidikan sejak 87 tahun lalu," kata menteri usai kunjungan yang merupakan rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2016 tersebut.
Ia mengatakan, Ki Hadjar Dewantoro pada zamannya sudah memperkenalkan prinsip-prinsip pendidikan yang sama persis dengan model pendidikan yang sekarang dijalankan oleh negara maju.
Ki Hadjar, ujarnya, orang yang memelihara karakter dan budaya Indonesia, namun di sisi lain sangat progresif dalam konsep pendidikan karena pikiran-pikirannya melampaui orang-orang yang hidup setelahnya.
"Pertanyaannya, sudahkah kita menjalankan prinsip-prinsip Tut Wuri Handayani seperti yang diajarkan pahlawan pendidikan kita. Ini menjadi tanggung jawab generasi yang hidup di masa kini?" ucapnya.
Menurut dia, Indonesia mampu sejajar bahkan lebih tinggi dari negara-negara lain, asal terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia. Jika Indonesia ingin menjadi pemenang maka tiap warga negara harus terdidik, tambahnya.
Ia juga menyindir soal korupsi di dunia pendidikan yang luar biasa, yang tidak sejalan dengan prinsip yang telah dibangun Ki Hadjar dan bertekad untuk menghapus korupsi ini dari dunia pendidikan.
Usai mengheningkan cipta dan melakukan tabur bunga, menteri melanjutkan kunjungannya ke Perguruan Taman Siswa dan Museum Dewantara Kirti Griya didampingi Ketua Umum Majelis Luhur Taman Siswa Sri Edy Swasono.
Ia berharap perguruan taman siswa mampu jadi yang terdepan dalam konsep dan praktik pendidikan dan menjadi contoh bagi lembaga lainnya.