REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menyatakan bahwa nilai-nilai revolusi mental bisa dimulai dari keluarga. Keluarga merupakan wahana utama dalam membentuk karakter generasi muda penerus bangsa.
"Harapan kami nilai-nilai revolusi mental bisa dimulai dari keluarga, untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan, nilai sosial, nilai budaya dan lain sebagainya guna membentuk mentalitas, budi pekerti dan perilaku yang baik pada anak," kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait di Jakarta, Rabu (18/5).
Dia menambahkan, pendidikan karakter dalam keluarga perlu diutamakan guna mencetak generasi emas yang jauh dari perilaku negatif. Pernyataan tersebut disampaikan terkait maraknya kasus kekerasan seksual dan sejumlah kasus kejahatan lainnya yang pelakunya masih tergolong anak-anak atau remaja.
"Seperti halnya sekarang ini ada fakta yang mengarah bahwa ada anak-anak atau remaja yang terlibat kasus pemerkosaan atau kejahatan lainnya," katanya.
Hal tersebut, kata Arist, sangat memprihatinkan di mana ada anak-anak atau remaja yang terlibat kasus pemerkosaan atau kejahatan lainnya. "Jadi ini menunjukkan Indonesia sedang berada dalam keadaan genting seksualitas atau setara dengan yang saya sebut darurat kekerasan anak," katanya.
Dia menambahkan, dirinya berharap gerakan nasional Revolusi Mental yang tengah digaungkan pemerintah dapat mewujudkan perubahan yang signifikan. "Agar gerakan nasional Revolusi Mental dapat efektif dan menyentuh akar masalah maka harus mendorong masyarakat untuk memulainya dari keluarga, agar terbangun keutuhan keluarga dimana pembentukan karakter anak dimulai dari situ," katanya.