REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Video kelompok ISIS yang melatih anak-anak Indonesia, Filipina, dan Malaysia beredar di media sosial. Kadiv Humas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar menyayangkan adanya video dan pelatihan tersebut.
"Kami sangat menyayangkan, kami sangat mengesalkan ada pelibatan anak-anak dalam tayangan-tayangan itu," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (18/5).
Menurut dia, tayangan tersebut tidak patut dicontoh oleh generasi Indonesia. Namun sekali ia mengakui bahwa dunia maya memang sebegitu dahsyatnya mudah menyebarluaskan dengan mudah sehingga dapat dilihat oleh semua orang. Boy justru khawatir tayangan tersebut menjadi propaganda di masyarakat.
"Apapun bisa di-share ke sana, siapapun bisa memproduksi dan menjadikan dunia maya menjadi alat propaganda, termasuk hal-hal yang berbau terorisme," ujar dia.
Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pelatihan ini kata dia bisa saja bagian propaganda dari kelompok teror tersebut. Mereka kata Boy menginginkan semua kalangan dan lapisan masyarakat untuk mengikuti cara berpikir dan mengikuti tindakan-tindakan mereka.
"Oleh karena itu yang penting membangun ketahanan masyarakat pada aspek sosial budaya jadi tidak perlu lah bangsa Indonesia ini walaupun ada di dunia maya akhirnya kita ikut mencontoh hal itu," jelasnya.
Yang perlu dilakukan kata dia masyarakat harus lebih cermat dan lebih cerdas dalam menyerap informasi. Jika informasi yang didapat bertentangan dengan hukum negara maka untuk tidak diikuti. "Lebih baik hindari dan tidak perlu dicontoh," ujarnya.