Sabtu 14 May 2016 15:09 WIB

Golkar Butuh Icebreaker Perseteruan Novanto dan Akom

Priyo Budi Santoso
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Priyo Budi Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Pengamat politik Direktur Eksekutif IndoStrategi, Andar Nubowo mengatakan Priyo Budi Santoso bisa menjadi 'icebreaker' sekaligus "solidarity maker" atas persaingan calon ketua umum Partai Golkar Ade Komarudin dan Setya Novanto.

Munaslub Partai Golkar, menurut Andar, adalah menyatukan konflik antara kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie. Namun saat ini justru terjadi persaingan keras antara Ade Komarudin dan Setya Novanto. Ade Komarudin didukung Jusuf Kalla dan Keluarga Cendana, sementara Setya Novanto yang didukung Aburizal danLuhut Binsar.

"Kita tahu, JK dan LBP ini tidak cocok sejak awal di pemerintahan. Sekarang, keduanya menciptakan Proxy war di Golkar melalui Akom vs SN. Ini sebuah pertaruhan martabat dan kuasa ekonomi politik; masa depan PG dan juga Pemerintah Jokowi," kata Andar dalam siaran persnya, Sabtu (14/5).

Jika perseteruan ini terus memuncak maka sulit untuk mewujudkan keinginan mengembalikan keutuhan Partai Golkar. Dalam posisi seperti ini, menurut Andar, perlu figur alternatif yang bisa menjadi "icebreaker" sekaligus "solidarity maker".

Andar melihat Priyo dan Airlangga bisa menjadi calon alternatif tersebut. "Namun, jika ditimang-timang lebih lama, peluang PBS lebih besar daripada Airlangga, jika dikembalikan pada persoalan leadership dan kompetensi," kata Andar.

Kunci kemenangan PBS adalah Aburizal. Dijelaskannya, Aburizal tampaknya lebih condong ke Priyo daripada ke Airlangga, yang didukung oleh Akbar Tanjung. "Kita mencatat, Aburizal dan AT (Akbar Tandjung) sering berselisih pandangan dan kebijakan dalam memimpin Partai Golkar," ungkap dia.

Sayangnya, menurut Andar, munaslub ini kadang ada faktor-faktor lain yang menentukan, misalnya kekuatan finansial dan PBS. Namun Priyo tidak menggunakan kekuatan itu sebagai daya tariknya, tetapi pada kualitas, integritas dan kompetensi.

"Jadi semuanya tergantung elite dan peserta Munaslub dalam menggunakan nalar dan mata batin untuk menentukan nasib dan takdir politik PG di masa yang akan datang.  Inilah momentum paling penting bagi upaya menjadikan PG sebagai partai berkualitas yang disegani lawan maupun kawan," papar Andar.

Ditambahkan Andar, Zeitgeist (anak zaman) sekarang adalah sistem dan produk politik yang perlu menyesuaikan dengan generasi Y yang kreatif, inovatif, well educated dan pro progresifitas. Karena itu, lanjutnya, Partai Golkar perlu dipimpin oleh kaum muda yang mengerti bahasa zaman yang gandrung pada politik sehat dan meritokratik bukan politik transaksional.

Partai Golkar perlu menggaet anak anak muda atau generasi Y. Generasi ini memiliki pandangan dan preferensi politiknya tidak jadul. Visi dan strategi pemimpinan muda inilah yang perlu dijadikan dasar untuk memilih ketua umumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement