REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Calon ketua umum (caketum) Golkar nomor urut 4 Mahyudin menegaskan sangat menghindari politik uang (money politics). Sebab, politik uang hanya akan merendahkan martabat kader dan menjatuhkan marwah partai.
Menurut Wakil Ketua MPR ini, politik uang memberi dampak buruk baik kepada internal maupun eksternal partai. "Ini akan mempengaruhi militansi kader-kader potensial. Mereka akan berpikir partai hanya milik orang berduit, milik kaum kapitalis,'' kata Mahyudin, kepada wartawan, di Bali, Jumat (13/5).
Akibatnya, semangat kader akan turun dan loyalitasnya akan menghilang. Bahkan, jika itu terus berlanjut, menurutnya, bubarnya partai Golkar tinggal menunggu waktu.
Mengenai dampak eksternal, politik uang bisa menimbulkan ketidakpercayaan publik kepada partai politik. Bagaimana rakyat mau percaya partai bisa memperjuangkan aspirasi mereka, kalau memilih ketua umumnya sendiri saja sudah main suap.
Dukungan rakyat pun akan beralih ke partai lain yang dianggap bersih. Tapi mantan Bupati Kutai Timur ini sangat yakin kalau para ketua DPD I dan DPD II masih memilih dengan hati nurani.
"Saya percaya dengan mereka, mereka orang pandai yang tak mungkin harga dirinya bisa dibeli dengan uang," kata Mahyudin.
Ia menjelaskan, justru inilah saatnya para kader Golkar menghapus stigma pragmatis yang terlanjur melekat pada partai berlambang beringin ini. "Inilah saatnya kita menghapus stigma buruk dan meraih kepercayaan masyarakat. Bukan sebaliknya,'' ujarnya.