REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejahatan seksual khususnya terhadap anak-anak semakin marak terjadi di Indonesia. Publik pun meminta pemerintah untuk tegas mencegah dan menindak para pelaku kejahatan tersebut.
Anggota Komisi VIII DPR RI Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menilai pencegahan tersebut harus melibatkan seluruh pihak.
Seperti peran keluarga dalam hal ini orang tua, guru, tokoh agama dan semua elemen masyarakat. Hal itu, kata dia, dapat menjadi kunci dalam mencegah tindakan negatif, termasuk kejahatan seksual.
"Pendidikan moral dan etika dapat menekan turunnya kejahatan seksual di Indonesia. Ditanamkan sejak dini oleh orang tua, guru dan tokoh agama," katanya di Jakarta, Kamis (12/5).
Jika peran semua elemen masyarakat sudah optimal, maka regulasi yang dibuat pemerintah dan DPR hanya menjadi alat pendukung guna memberikan efek jera bagi pelaku.
Ia pun mengimbau agar pemerintah segera mencari akar permasalahan dari terjadinya kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak-anak.
"Bagaimana para pelaku kekerasan seksual dan pembunuhan terhadap YY, bisa memperoleh minuman keras dan materi pornografi? Ini yang harus kita cari," ujarnya.
juga menyinggung mengenai sebagian pelaku yang berusia di atas 18 tahun yang putus sekolah dan tidak mempunyai pekerjaan. Rahayu mempertanyakan uang yang mereka dapatkan untuk membeli minuman keras tersebut.
Menurutnya, hal itulah yang harus dicari penyelesaiannya. Sehingga, kata dia, tindakan kriminal, khususnya kekerasan seksual bisa diminimalisir atau dicegah oleh semua pihak.
"Apakah karena faktor kemiskinan yang membuat para pelaku melakukan aksi kejinya karena tidak mendapatkan pendidikan yang baik, karena biaya pendidikan yang tinggi, ditambah lagi tidak memiliki pekerjaan yang membuat mereka tidak memiliki aktivitas positif?," jelasnya.