Sabtu 07 May 2016 12:09 WIB

Bantuan Kemanusiaan Dompet Dhuafa Tiba di Aleppo

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
 Warga Suriah membantu seorang wanita yang selamat dari ledakan bom di kawasan Masaken Hanano, dekat Aleppo, Suriah.
Foto: AP
Warga Suriah membantu seorang wanita yang selamat dari ledakan bom di kawasan Masaken Hanano, dekat Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim kemanusiaan Dompet Dhuafa telah memberikan bantuan ke Suriah pada penghujung April lalu. Bantuan tersebut dikirim sebelum situasi Suriah memanas lantaran krisis kemanusiaan akibat konflik yang terjadi di Aleppo belum lama ini.

"Dompet Dhuafa sudah melakukan aksi nyata sebelum kejadian, meskipun sebatas respons reguler. Kami bekerja sama dengan mitra lokal setempat,” ujar penanggungjawab Respons Dompet Dhuafa untuk Suriah, Sabeth Abilawa dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (7/5).

Sabeth menyebut bantuan yang diberikan berupa bahan pangan, pakaian layak pakai, selimut, dan kebutuhan bayi seperti popok, susu, dan lainnya. Namun, saat ini yang mendesak bagi para korban adalah kebutuhan alat medis dan ambulans.

“Pantauan tim kemanusiaan kami di Aleppo, kondisi rumah sakit di sana rusak berat. Serangan banyak menarget rumah sakit dan kamp pengungsian,” kata pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Forum Zakat Nasional dan pengurus harian Humanitarian Forum Indonesia ini. 

Sabeth mengimbau lembaga-lembaga kemanusiaan yang akan menyalurkan bantuan kemanusiaan ke pengungsi Suriah bisa berhimpun dalam satu wadah sinergi, serta melibatkan unsur pemerintah RI atau Palang Merah Internasional. Hal ini penting untuk memastikan keselamatan para pekerja kemanusiaan dan menghindari stigma negatif dari masyarakat awam.

Seperti diberitakan sebelumnya, serangan brutal di Kota Aleppo, Suriah, yang berlangsung selama beberapa hari setidaknya telah menelan 200 korban tewas. Sebanyak 12 ribu keluarga terjebak dan terputus dari akses akomodasi. Diperkirakan ada 350 ribu sampai 400 ribu orang terperangkap di wilayah konflik Aleppo. Padahal, dulu kota itu berpopulasi 2 juta orang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement