REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung di Maros, Sulawasi Selatan, mampu menghasilkan penerimaan sekitar Rp 2,5 miliar per tahun.
Kepala Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) Sahdin Zumaidi di Maros Sulawasi Selatan menyatakan dalam kurun waktu tahun 2011-2015 rata-rata kunjungan mencapai 439.716 per tahun. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendorong program Ayo ke Taman Nasional sebagai destinasi wisata.
"Kunjungan wisatawan tersebut mampu menghasilkan penerimaan sekitar Rp 2,5 miliar per tahun," katanya, Jumat (6/5).
Menurut Sahdin, TN Bantimurung yang dapat ditempuh sekitar 1 jam dari Makassar itu menyimpan kekayaan kanekaragaman hayati berupa karst dan kupu-kupu yang menjadi ikonnya.
Selain unik, karst TN Bantimurung dikenal terindah di dunia setelah kawasan karst di Cina Selatan. Kawasan karst TN Bantimurung seluas 43.750 hektare menjadi bagian kawasan karst Maros Pangkep terkenal di dunia internasional dengan keanekaragaman hayati di dunia untuk kawasan tropika.
Selain potensi karst, TN Bantimurung Bulusaraung juga memiliki flora fauna endemik, terdapat objek unik, dan gua alam yang memiliki cerita historis. "Di taman nasional ini kita lakukan pemanfaatan jasa lingkungan dan memperhatikan keanekaragaman hayati," katanya di sela-sela kunjungan jurnalistik ke TN Bantimurung Bulusaraung.
TN yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.398/Menhut-II/2004 tersebut saat ini memiliki koleksi 247 jenis kupu-kupu, 730 jenis fauna dan 52 jenis di antaranya dilindungi undang-undang serta 364 jenis endemik Sulawesi.
Selain itu TN Bantimurung Bulusaraung memiliki 709 jenis flora, di antaranya 43 jenis Ficus yang merupakan spesies kunci, 6 jenis dilindungi dan 116 jenis anggrek alam.
TN Bantimurung Bulusaraung juga memiliki 216 gua alam dan 41 gua prasejarah. Di antara jumlah itu, terdapat 14 gua vertikal kedalaman lebih dari 100 meter. Misalnya Leang Pute dengan pitch tunggal sedalam 263 meter, gua Salukang-Kallang memiliki panjang 12.463 meter dan mempunyai jumlah spesies terbanyak di kawasan tropis di dunia.
Sahdin menyatakan, TN Bantimurung Bulusaraung pernah meraih rekor Museum Rekor Indonesia untuk gua terpanjang dan terdalam di Indonesia. "Di gua-gua prasejarah itu menandakan adanya kehidupan di masa lalu berupa cap tangan dan sampah dapur berupa kerang," ucapnya.