Selasa 03 May 2016 18:32 WIB

Mahasiswa Pembunuh Dosen Menangis di Hadapan Wartawan

Rep: Issha Harruma/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas kepolisian mengawal seorang tersangka kasus pembunuhan Roy Mando Sah Siregar (20) saat gelar kasus di Mapolresta Medan, Sumatera Utara, Selasa (3/5).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas kepolisian mengawal seorang tersangka kasus pembunuhan Roy Mando Sah Siregar (20) saat gelar kasus di Mapolresta Medan, Sumatera Utara, Selasa (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Roymardo Sah (20 tahun) tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Ia hanya bisa tertunduk membisu saat dihadirkan sebagai tersangka kasus pembunuhan terhadap dosennya di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dalam jumpa wartawandi Mapolresta Medan, Selasa (3/5) sore.

Tersangka sama sekali tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan para awak media. Sesekali, pemuda asal Padang Sidempuan ini tampak menyeka air mata yang meleleh di wajahnya.

Mahasiswa FKIP UMSU yang baru dipecat ini pun terus bungkam hingga dibawa petugas kembali ke gedung Reserse Kriminal Polresta Medan. Dia terus menangis dalam diam.

Kapolresta Medan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto menegaskan, pihaknya terus melakukan penyidikan atas kasus pembunuhan tersebut. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Mereka, yakni anak kandung korban, M Iqbal Fathani; satpam kampus yang menggotong korban dan membawanya ke rumah sakit, Andiko Susilo; dan satpam lain yang membantu mengangkat korban, Irman Zebua.

"Selain itu, mahasiswa yang duduk di kantin Fakultas Ekonomi UMSU dan mendengar korban menjerit, Ahmad Safii, dan Syarif, pengawas gedung FE, saksi yang mendengar jeritan korban dan mendobrak pintu pintu kamar mandi FKIP UMSU juga telah dimintai keterangan," kata Mardiaz.

Sebelumnya, Nur'ain Lubis (63), dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMSU Medan tewas ditusuk mahasiswanya sendiri, Roymardo Sah (20), pada Senin (2/5) sore. Dia ditemukan di toilet salah satu gedung kampus tersebut dengan 10 luka tikam di leher, tiga sayatan di tangan kirinya, dan sejumlah luka lain.

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pihak kepolisian, Roymardo mengaku membunuh korban karena dendam selalu dimarahi. Selain itu, tersangka juga diancam akan diberi nilai jelek atau tidak diluluskan jika tidak mengubah perilakunya.

(Baca Juga: Kronologi Mahasiswa Tikam Dosen di Medan)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement