Senin 02 May 2016 22:00 WIB

Gorontalo Targetkan Bebas Antraks Juni

Gram stain anthrax (illustration)
Foto: en.wikipedia.org
Gram stain anthrax (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Pemerintah Provinsi Gorontalo menargetkan penanganan wabah antraks bisa selesai dalam waktu cepat dan tidak ada lagi penularan ke manusia.

"Kami targetkan awal Juni Gorontalo sudah bebas dari anthrax," kata Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim dalam rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di Gorintalo, Senin (2/5).

Menurutnya, pemprov akan segera membentuk tim terpadu yang melibatkan seluruh instansi terkait, serta TNI dan POLRI.

Dari data yang dihimpun Pemprov Gorontalo, jumlah warga yang telah tertular bakteri Antraks di daerah tersebut mencapai 35 orang.

Angka itu terdiri dari 33 orang di Kabupaten Gorontalo dan 2 orang di Kabupaten Bone Bolango. "Dampak merebaknya wabah anthrax ini sangat merugikan masyarakat karena selain sudah mengancam jiwa masyarakat, juga berimbas pada masalah ekonomi para pedagang daging.

"Jika tadinya dalam sehari penjual daging bisa menjual empat sampai lima ekor, sekarang satu ekor pun susah laku," ungkap Wagub.

Karena itu, lanjutnya, sejak awal merebaknya Anthrax, pihaknya bersama pemerintah kabupaten dan kota segera mengambil langkah-langkah antisipatif dengan melakukan vaksinasi, sosialisasi, serta membakar ternak sapi yang positif .

"Kami juga memperketat penjagaan di pos-pos perbatasan untuk mengantisipasi masuknya sapi dari luar daerah, yang kemungkinan sudah tertular Anthrax," jelasnya.

Ia juga meminta seluruh dinas terkait mengintensifkan kegiatan penyuluhan dan memaksimalkan pengawasan lalu lintas ternak antar kabupaten dan kota, serta antar provinsi.

Selain itu juga memastikan peredaran daging yang aman, sehat, utuh, dan halal dengan mendorong pemotongan sapi pada Rumah Potong Hewan (RPH). "Media massa juga harus dilibatkan untuk memberikan informasi yang benar terkait anthrax, agar tidak menimbulkan keresahan berlebihan dalam masyarakat," tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement