Senin 02 May 2016 20:26 WIB

Pembebasan Sandera: Pendekatan Personal dan Utang Budi Ikut Berperan

Rep: intan pratiwi/ Red: Taufik Rachman
Luhut Panjaitan
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Luhut Panjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, salah satu strategi dari pembebasan 10 WNI yang ditawan oleh Abu Sayyaf karena adanya pendekatan personal dari beberapa pihak. Selain itu, ada juga faktor kedekatan karena mereka memang sempat berutang budi kepada Indonesia.

Utang budi yang dimaksud adalah banyak pihak dari Indonesia yang sempat mengajar anak anak di wilayah Zambuaga. Belum lagi kedekatan kultural dan kesamaan kepercayaan dan budaya yang ada di sana dengan di Indonesia.

Hal tersebut juga didukung adanya kedekatan antara pihak-pihak personal dengan beberapa tokoh di wilayah Zambuaga. Sehingga, pembebasan diartikan Luhut sebagai proses diplomasi.

"Ada beberapa teman kita yang punya kedekatan pribadi, kapoldanya sana punya hubungan pribadi dengan bekas yang dari sini juga, polisi juga ada. Ya banyaklah, inggridient-nya sukses sih sejauh ini," ujar Luhut, di kantornya, Senin (2/5).

Luhut juga mengatakan, beberapa pihak memang berperan dalam pembebasan 10 WNI ini. Pihak di luar pemerintahan yang juga mengulurkan tangan untuk membantu pemerintah.

Namun, Luhut memastikan semua juga bermuara pada komunikasi Presiden Jokowi ke Presiden Aquino. "Kalau ada kelompok ini yang bantu, itu betul. Tapi, in the end, telepon Presiden kepada Presiden Aquino yang berpengaruh," ujar Luhut.

Luhut juga menjelaskan, dalam konteks pengiriman pasukan khusus memang belum terlaksana. Sebab, dari pihak Pemerintah Filipina tidak memberikan izin itu. Namun, pengiriman penasihat dan asistensi dalam menjalankan operasi itu sudah dilakukan.

"Ini kombinasi antara operasi intelejen dan diplomasi. Semuanya berjalan beriringan," ujar Luhut.

Saat ini, Luhut mengatakan, pemerintah sedang berfokus melakukan penyelamatan empat WNI lainnya yang masih ditawan oleh kelompok sempalan Abu Sayyaf. Namun, kelompok yang menahan bukanlah dari pihak yang sama dengan 10 orang tersebut.

Luhut mengatakan, sempalannya banyak. Jadi, melihat dari profil Abu Sayyaf sendiri di dalam kelompok tersebut terjadi perpecahan dan memiliki orientasi yang berbeda beda.

"Saya sudah rapat dengan Panglima, Bu Menlu, Kepala BIN. Kami sedang mengatur strategi," ujar Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement