REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Arkeologi Yogyakarta akan melakukan kembali penelitian bangunan peninggalan sejarah Perang Dunia II Benteng Van den Bosch di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
"Kami akan melakukan penelitian Benteng Van den Bosch untuk yang kedua kalinya, kemungkinan tahun depan sudah bisa dimulai penelitian," kata Muhammad Chawari, peneliti sarana pertahanan masa Perang Dunia II pada Balai Arkeologi Yogyakarta, Senin (2/5).
Menurut dia, Benteng Van den Bosch tersebut seperti halnya Benteng Vastenburg di Surakarta, Jawa Tengah, atau juga Vredeburg di Yogyakarta, yakni sebuah bangunan benteng pertahanan yang dibuat oleh Belanda pada masa penjajahan.
"Benteng peninggalan zaman penjajahan Belanda saat Perang Dunia II mirip di Solo dan Yogyakarta," katanya.
Ia mengatakan penelitian terhadap Benteng Van den Bosch setelah meneliti sarana pertahanan penjajahan Jepang berupa bungker dan gua di DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sudah dianggapnya cukup.
"Penelitian sarana pertahanan Jepang sudah selesai, tinggal membuat laporan dan nantinya dijadikan jurnal untuk pembelajaran, kecuali memang ada hal-hal yang khusus yang memang harus dilakukan penelitian lagi," katanya.
Penelitian yang telah dilakukannya tersebut, di antaranya di Sleman dan Bantul. Purworejo, Cilacap, Kebumen, Brebes, Tegal, Banyumas, Lumajang, Jember. Banyuwangi, Jepara, Kudus, Pati, dan Madura.
"Masih banyak gua maupun bungker peninggalan Jepang yang belum termanfaatkan dengan baik. Bahkan, juga ada yang sampai kini masih terpendam, terutama yang ada di lereng bukit," katanya.
Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta Siswanto mengatakan bahwa penelitian berdasarkan pada permasalahan.
"Tugas kami sebagai amanat menjawab permasalahan, terutama tentang peradaban masa lalu. Jadi, setiap situs atau objek cagar budaya berbeda masalahnya. Tidak ada yang tidak penting," katanya.