REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 10 Warga Negara Indonesia (WNI) mantan sandera milisi Filipina kelompok Abu Sayyaf telah tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta pada Ahad, (1/5) pukul 23.30 WIB. Kini mereka menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Subroto.
Belum ada keterangan resmi yang bisa diperoleh dari pihak pemerintah pusat ataupun pengelola rumah sakit tentang para mantan sandera. Berdasarkan informasi yang dihimpun, para mantan sandera kini berada di gedung medical check up.
"Itu yang baru datang dimasukkan ke gedung medical check up. Katanya mau cek kesehatan," kata salah satu petugas RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat pada Senin (2/5).
Seperti halnya saat tiba di Lanud Halim, penjagaan ketat dilakukan oleh pasukan TNI bersenjata di sekitar gedung dan depan pintu masuk gedung medical check up RSPAD Gatot Subroto. Belum nampak adanya keluarga mantan sandera yang hadir disini.
Sebelumnya, kedatangan sepuluh WNI di Lanud Halim tersebut menggunakan pesawat Victory New (VN) dari Surya Paloh. Pesawat berwarna putih itu menurunkan kesepuluh WNI satu per satu. Para WNI langsung disambut hangat oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekertaris Negara Pratikno dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
10 WNI tersebut disandera sejak 26 Maret 2016. Mereka disandera oleh kelompok Abu Sayyaf dan diminta membayar 50 juta peso. Para WNI tersebut adalah ABK dari kapal Brahma 12 yang menarik kapal tongkang Anand 12 yang berisi 7.000 ton batubara.