Ahad 01 May 2016 15:03 WIB

Aliansi Buruh Minta SSA di Bogor Dicabut

Rep: c32/ Red: Maman Sudiaman
 Sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi mogok.  (liustrasi)
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Sopir angkutan kota (angkot) melakukan aksi mogok. (liustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Aliansi Serikat Buruh Kota Bogor turut bergabung melakukan aksi demo di Jakarta untuk memeringati Hari Buruh Internasional 2016. Tak hanya untuk kepentingan buruh secara nasional, nemun mereka juga mempunyai tuntutan secara lokal. 

“Kami meminta Sistem Satu arah (SSA) di seputaran Kebun raya Bogor dicabut. Program SSA sangat merugikan,” kata Sekretaris Jenderal Aliansi serikat Buruh Kota Bogor Cecep Saepulloh kepada Republika.co.id, Ahad (1/5).

Dia menilai SSA yang sudah dipatenkan Wali Kota Bogor Bima Arya belum lama ini sangat merugikan para sopir angkutan kota (angkot) dan warga. Menurutnya, SSA bukan menjadi solusi untuk mengurangi macet di Kota Bogor. 

“Yang menyebabkan macet itu pedagang di trotoar dan becak. Mestinya becak diganti saja dengan delman yang sudah menjadi cirri khas Bogor dari dulu,” ungkap Cecep. 

Meskipun begitu, Bima menyatakan untuk mengatasi persoalan sopir angkot karena SSA bukan dengan membatalkan program tersebut namun melakukan rerouting. Namun Cecep menyatakan rerouting belum tentu tidak merugikan sopir. 

Diketahui, sejak Rabu (27/4) hingga Jumat (29/4) sopir angkot melakukan demo karena penghasilannya menurun setelah diberlakukannya SSA. Terkait hal tersebut, Aliansi Serikat Buruh Kota Bogor juga mempunyai orasi pencabutan SSA dalam aksi memeringati Hari Buruh Internasional 2016. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement