REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kamar Dagang Indonesia wilayah DKI Jakarta (Kadin DKI) berharap peringatan hari buruh internasional atau May Day dapat disikapi dengan cara lain, yaitu penguatan hubungan pengusaha dan buruh. Sebab, setiap tahunnya, peringatan May Day tahun ini selalu diwarnai aksi demo oleh kalangan buruh dengan turun ke jalan.
Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan penguatan hubungan buruh dan pengusaha merupakan tantangan yang harus dihadapi. Menurutnya, penguatan hubungan dapat terwujud dalam peningkatan skill, kompetensi, dan produktivitas agar tenaga kerja Indonesia berdaya saing tinggi dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Peringatan May Day bukan lagi diisi dengan demo ke jalan namun bagaimana pekerja Indonesia dalam setiap May Day mampu menggambarkan pekerja Indonesia yang produktif, memiliki skill, dan kompetensi," katanya, Ahad (1/5).
Ia mengakui sejumlah tuntutan dari kelompok buruh seperti penolakan PP Nomor 78 tahuun 2015 tentang pengupahan, kenaikan upah minimum tahun 2017, dan perubahan komponen hidup layak menjadi 84 item. Namun dibalik tuntutan itu, menurutnya buruh juga harus melihat dari sisi pengusaha. Baginya, dunia usaha perlu kepastian berusaha dengan kebijakan yang ada dan pekerja juga butuh jaminan bekerja.
"Kebijakan yang ada saat ini jika masih belum sesuai harapan agar dapat disalurkan melalui lembaga yang telah ada seperti lembaga Bipartit,Tripartit, dan Dewan Pengupahan. Kita sangat menyakini bahwa Pemerintah dalam membuat kebijakan tersebut tidak untuk menguntungkan sepihak akan tetapi dengan kajian dan pertimbangan yang dapat mengakomodir kepentingan pekerja dan pengusaha," ujar anggota Dewan Pengupahan DKI Jakarta itu.
Ia menilai kondisi ekonomi nasional belum stabil setelah krisis ekonomi global. Sehingga menurutnya, penguatan hubungan buruh dan pengusaha dapat menjaga iklim usaha yang kondusif. Eksesnya, investasi dari luar negeri pun akan datang.
"Di sini peran dari serikat pekerja sangat dibutuhkan. Masuknya Investor akan membuka lapangan kerja,akan memicu pertumbuhan ekonomi dan akan meningkatkan nilai eksport kita. Seringnya aksi demo buruh dikawatirkan akan mengurangi minat investor untuk segera merealisaikan niatnya menanamkan modalnya di Indonesia," ujarnya.