Jumat 29 Apr 2016 15:59 WIB

Menko PMK: Bantuan Pemerintah Bukan untuk Bersenang-senang

Menko PMK Puan Maharani saat kunjungan ke Pariaman, Sumatera Barat.
Menko PMK Puan Maharani saat kunjungan ke Pariaman, Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai bantuan yang diberikan pemerintah pusat merupakan wujud keseriusan dalam membantu keluarga pra sejahtera. Dari Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) hingga Kelompok Usaha Bersama (KUBE).

Bantuan bukan untuk bersenang-senang atau dipergunakan hal yang tidak penting, tetapi untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi ibu hamil, pendidikan anak dan kesehatan.

"Insya Allah, apa yang diberikan pemerintah kepada seluruh masyarakat semoga bermanfaat untuk membiayai anak sekolah. Bantuan pemerintah bukan untuk bersenang-senang tapi bantuan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jangan dipergunakan yang untuk hal yang tidak penting," ucap Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, di Desa Sintuk, Kecamatan Sintuk Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (29/4).

Dalam kunjungan kerja dan pemberian bantuan tersebut, Puan didampingi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kepala BKKBN Surya Chandra Surapati, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dan Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni.

Adapun bantuan yang diberikan adalah 300 paket sandang untuk keluarga penerima PKH, 1 unit motor TRC, bantuan Merek kepada 5 Industri Kecil Menengah (IKM), bantuan design 5 IKM, Alqur'an 60 buah, 1 set komputer dan printer, bantuan bangunan laga-laga, 3 mesin jahit dan 3 mesin bordir.

Puan sempat berbincang-bincang dengan warga penerima bantuan. Terutama mengenai peruntukan bantuan dan pemanfaatannya. 

"Uangnya buat apa bu? Bayar sekolah?," tanya Puan.

"Buat bayar sekolah bu," jawabnya.

"Enggak bohong lho ya?," lanjut Puan.

"Enggak bu," jawabnya.

"Kalau uangnya diminta suami?," tanya Puan lagi.

"Saya enggak mau bu," ucap ibu-ibu tersebut.

"Pemerintah memutuskan memberikan bantuan PKH pada ibu-ibu, dan kami berharap ibu-ibu membantu memanfaatkan bantuan dengan sebaik-baiknya. Kalau ada sisanya, buat jualan, buat tambah-tambah," jelas Puan.

Menko PMK mempersilahkan Mensos untuk menjelaskan berbagai program pemerintah yang diberikan kepada masyarakat. Mensos menjelaskan secara rinci manfaat program yang sedang dijalankan pemerintah dan meminta warga khususnya ibu-ibu yang belum menerima program keluarga harapan (PKH) untuk segera mendaftar.

Usai itu, rombongan PMK bersama para perwakilan warga mengikuti jamuan 'Makan Bajamba', yakni makan bersama-sama. "Makan Bajamba adalah tradisi budaya yang bersifat partisipatif, dimana kaum ibu membuat makan untuk peserta Alek Nagari, yang dimakan secara bersama-sama," jelas Anggota DPR RI Dapil Sumbar Alex Indra Lukman .

Menurutnya, Alek Nagari sangat penting karena pernah menjadi wadah yang sangat strategis bagi kehidupan seni dan budaya di setiap nagari di Minangkabau. Namun tradisi Alek Nagari mulai tergerus oleh perkembangan zaman. Padahal, tradisi Alek Nagari merupakan wadah untuk mengukuhkan hubungan silaturahmi antar anak nagari, sambil tetap menyemai rasa kebersamaan, kekerabatan dan solidaritas sesama anak nagari.

Sebelum tiba di lokasi itu, Menko PMK juga memberikan bantuan bagi pembangunan Masjid Agung Syekh Burhanuddin di Dusun Kampung Koto, Desa Setangkai Payung Ulakang, Kecamatan Ulakan Tapakis. Masjid yang peletakan batu pertamanya dilakukan Ketua MPR RI alm Taufik Kiemas tahun 2004 lalu itu merupakan satu-satunya masjid bersejarah di Tanah Minangkabau.

"Tahun 2004, alhamdulillah peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Ketua MPR almarhum Bapak Taufik Kiemas. InsyaAllah, masjid ini menjadi satu-satunya masjid di Minangkabau yang menjadi wisata religius," katanya.‎

Sumatera Barat dipilih sebagai lokasi kunjungan kerja Menko PMK kali ini karena mengingat kekayaan budaya dan tradisinya yang sangat kental akan nilai-nilai luhur, kekerabatan, kultural, moral, dan religi. Aneka kekayaan dan kearifan lokal khas Sumatera Barat itu dapat dilihat dan ditemukan dalam bentuk produk yang kini banyak dikembangkan seperti tenun, arsitektur, kesenian, kuliner, dan lain sebagainya. Bahkan, dari setiap daerah yang ada, dapat dipastikan kalau setiap daerah itu memiliki produk unggulannya masing-masing.

Menko PMK tentu sangat menyambut baik kegiatan ini karena upaya penguatan ekonomi rakyat nyatanya dapat disandingkan pula dengan upaya promosi dan pengembangan aneka produk kekayaan budaya asli Indonesia yang sesungguhnya adalah bagian dari kepribadian bangsa. Maka, melalui penguatan ekonomi kerakyatan berbasis budaya ini, Menko PMK berharap rakyat mendapatkan bimbingan dan dukungan pemberdaya seperti akses permodalan, bimbingan teknis, dan bimbingan pemasaran.

“Penguatan ekonomi rakyat berbasis budaya, membutuhkan gotong royong dari berbagai pihak, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, dan Masyarakat. Oleh karena itu, setelah kegiatan ini, diharapkan ada tindak lanjut yang berkesinambungan dan dapat bekerjasama dengan Kementerian/Lembaga terkait seperti Kementerian Koperasi dan UKM, program-program CSR dari BUMN, dan lain sebagainya. Mari bersama-sama kita jadikan masyarakat Sumatera Barat dan Indonesia menjadi masyarakat yang lebih sejahtera melalui pengembangan usaha berbasis budaya," ucap Puan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement