REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sebanyak 30 ton beras oplosan tak layak konsumsi ditemukan di pergudangan di kawasan Pantai Indah Dadap, Kosambi, Tangerang. Beras tersebut diduga diimpor dari Vietnam.
Kanit 1 INDAG Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kompol Doffie Pahlevi Sanjaya mengatakan awal mula beras terbuat sampai di Indonesia.
"Ceritanya Bulog ini mengimpor beras dari Vietnam, sehingga datang dari Vietnam menggunakan karung Bulog," ujarnya di Tangerang, Selasa (26/4).
Kemudian kata dia, setiba beras tersebut di bulog maka akan dilakukan tes kembali. Sehingga begitu diketahui beras tersebut cacat semua dan rusak makna harus segera di hancurkan.
Rusaknya beras tersebut kata dia bisa jadi karena selama perjalanan di kapal laut berhari-hari terkena panas, hujan, dan air laut membuat beras menjadi banyak yang menempel satu sama lain. Beras ini sudah sudah dan harus dimusnahkan.
"Nah setelah di-reject mulailah 'dunia persilatan' (kasus pengoplosan) itu bagimana jalurnya kita belum bisa bicara," katanya.
Doffie juga belum bisa memberikan konfirmasi apakah beras tersebut sudah rusak dari Vietnam atau rusak sebab dalam perjalanan.
"Belum, kita belum bisa tahu. Info terakhir masuk ke Indonesia masuk ke bulog sudah engga layak," kata dia.
Dia juga mengatakan beras rusak ini sebenarnya tidak memiliki nilai ekonomis sama sekali karena memang sudah selayaknya di hancurkan. Namun pelaku nakal ini justru meraup keuntungan Rp 1,4 miliar rupiah dari perkiraan penjualan 30 ton setiap bulannya.
"Enggak ada nilai jual tapi diakali supaya seperti ini, sehingga menjadi beras kualitas sedang yang masih bisa dikonsumsi," jelasnya.
Sementara Kepala Bulog DKI - Banten Agus Dwi Indiarti mengatakan tidak yakin jika beras rusak tersebut adalah beras reject Bulog. Menurutnya kemasan Bulog sudah bisa ditemukan di mana-mana.
"Kami juga belum yakin ini beras reject-an Bulog karena kemasan Bulog ada dimana-mana, gampang ditirunya," ujar Agus.
Meski begitu dia mengatakan beras rusak tersebut akan merugikan masyarakat yang tidak mengetahuinya. Karena masyarakat akan percaya saja dengan kemasan bertanda Bulog.