REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 140 narapidana Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A Banceuy telah dipindahkan di Rumah Tahanan (Rutan) Kebon Waru Bandung, Selasa (26/4). Pemindahan ini dilakukan pasca kerusuhan yang diikuti aksi pembakaran lapas terjadi pada Sabtu (23/4) lalu.
Meski demikian, pemindahan ini juga menimbulkan permasalahan lainnya. Bukan hanya dari penambahan penghuni Rutan Kebon Waru tapi juga soal data napi Lapas Banceuy.
Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kebon Waru Bandung, Gun Gun Gunawan mengatakan pihaknya saat ini kebingungan dengan tidak adanya data perihal identitas dan kasus napi. Hal ini diakibatkan hilangnya data akibat pembakaran gedung administrasi.
"Bikin bingung sekarang data mereka nggak ada, registrasi nggak ada. Hanya ada pengakuan nama saja," kata Gun Gun di Rutan Kebon Waru selesai pemindahan napi.
Menurutnya dengan tidak adanya berkas tersebut, pihaknya tidak tahu kapan masa tahanan mereka habis. Atau kasus yang menyebabkan mereka ditahan. Namun, ujar dia, yang terpenting saat ini mereka dapat ditampung terlebih dahulu.
Persoalan pemberkasan merupakan tanggung jawab Lapas Banceuy untuk melengkapi data ke Kemenkumham. "Nggak tahu bebas kapan yang penting kumpul disini dulu," ujarnya.
Selain data, yang terpenting saat ini menurutnya adalah antisipasi kembali terjadinya kericuhan. Pasalnya napi Lapas Banceuy dan Rutan Kebon Waru ditempatkan di satu gedung yang masih tersedia meskipun berbeda lantai.
Ia berharap tidak ada keributan yang kembali terjadi usai pemindahan ini. Pihaknya mengantisipasi kerusuhan karena gesekan provokasi antar napi Lapas Banceuy dan tahanan Rutan Kebon Waru.
Antisipasi ini dilakukan dengan memberikan breefing sebelumnya kepada penghuni Rutan Kebon Waru. Ia juga akan memberikan pemahaman kepada narapidana Lapas Banceuy yang telah dipindahkan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
