Selasa 26 Apr 2016 17:42 WIB

385 KK Masih Bertahan di Pasar Ikan

Rep: C21/ Red: Ilham
Seorang anak korban bongkaran pemukiman warga kawasan Pasar Ikan, Neneng (14) belajar di atas perahu, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (15/4). (Republika/ Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang anak korban bongkaran pemukiman warga kawasan Pasar Ikan, Neneng (14) belajar di atas perahu, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (15/4). (Republika/ Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 385 Kepala Keluarga (KK) masih bertahan di sekitaran lokasi pembongkaran yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI pada Senin (11/4), lalu. Di antaranya adalah 200 anak yang masih sekolah.

"Itu dari SD, SMP dan SMA, bukan termasuk pesantren atau anak kuliahan," kata Marlina, seorang warga RT1/RW4, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/4).

Marlina bersyukur anak-anak sekolah sudah dapat menjalani Ujian Nasional (UN). Mereka, kata Marlina, dapat melanjutkan sekolah karena bantuan dari donatur, bukan bantuan dari Pemprov DKI.

"Yang ujian swasta SD, SMP, SMA untuk ujian harus membayar Rp 1 juta. Namun sudah dibantu donatur, bukan dari Dinas Pendidikan DKI," kata dia.

Sementara itu, terdapat empat titik lokasi posko kemanusiaan hingga sekarang. Posko tersebut antara lain Posko Kemanusian di Masjid Jami' Luar Batang, Perahu Nelayan, di atas puing bangunan yang hancur, dan ujung Jalan Pasar Ikan.

Dia menambahkan, hari ini bantuan dua buah tenda telah diberikan oleh Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) untuk para pengungsi. Dua tenda itu didirikan di atas puing bangunan Kawasan Pasar Ikan.

"Sampai sekarang belum ada yang sakit serius. Paling hanya batuk dan pilek karena cuaca," terang dia.

Menurut dia, tidak sedikit warga Kampung Pasar Ikan yang telah mendapatkan rusun ke lokasi pembongkaran. Mereka kembali karena mata pencaharian mereka berada di Pelabuhan Sunda Kelapa dan Muara Baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement