Selasa 26 Apr 2016 09:03 WIB
Kontroversi Ahok

Ahok Dinilai Berlebihan Tanggapi Kritik dari Amien Rais

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Angga Indrawan
Basuki Tjahaja Purnama
Foto: asin Habibi/Republika
Basuki Tjahaja Purnama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan dan sikap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menanggapi kritik yang disampaikan Amien Rais dinilai sangat berlebihan dan melampaui batas kewajaran. Pernyataan tersebut dinilai sekaligus membenarkan pendapat yang berkembang selama ini bahwa Ahok adalah pejabat yang antikritik dan ingin benar sendiri.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay mengatakan, pernyataan dan sikap itu juga sekaligus membenarkan pernyataan Amien Rais bahwa Ahok tidak pantas menjadi pemimpin.

"Pemimpin itu harus siap mendengar dan merenung. Jangan sampai kritik proporsional dan aktual seperti itu direspons dengan sikap kebencian," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/4).

Dulu, kata dia, tidak semua orang bisa menjadi gubernur. Ini fakta historis yang dilupakan Ahok. Saleh menyebut, Ahok itu masih muda tetapi ternyata sangat pelupa.

Ketidaknyamanan banyak orang terhadap sikap Ahok dan pernyataan-pernyataannya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat awam. Para pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI juga merasakan. Terbukti, kata Saleh, ada banyak yang mengundurkan diri. Yang paling terakhir, wali kota Jakarta Utara mengundurkan diri konon karena tersinggung dengan ucapan Ahok.

"Ahok ini pakai jurus mabuk. Kiri, kanan, muka, belakang salah. Yang benar hanya satu, itu adalah Ahok. Di negara demokrasi mana pun sikap seperti ini tidak akan diterima karena demokrasi itu identik dengan kritik," kata dia. Tanpa kritik, demokrasi tidak berbeda dengan monarki. Semoga sikap Ahok ini tidak mengembalikan kita ke alam antikritik yang gelap gulita itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement