REPUBLIKA.CO.ID, BREBES -- Ruas Tol Kanci-Pejagan seksi I dan II ditargetkan dapat beroperasi untuk melayani pengguna jalan di musim mudik lebaran 2016. Seperti diketahui, ruas tol dengan total panjang 35 kilometer tersebut mengalami perombakan karena sudah dianggap tidak layak operasi. Tol ini juga merupakan bagian dari Tol Trans Jawa.
"Progres perkembangan perbaikan saat ini sudah 70 persen, fokus kita Jakarta-Semarang nanti bisa dipakai untuk lebaran," kata Kepala Cabang Integrasi Tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang Seksi I dan II Zulmarlian Iskandar di di Gerbang Tol Brebes Timur, Jawa Tengah, Senin (25/4).
PT Waskita Karya (persero) Tbk selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) tersebut fokus pada jalur Jakarta-Semarang (Jalur A) terlebih dahulu. Pekerjaan pengaspalan jalur A sudah mencapai 48 persen, pembongkaran beton lama 97 persen dan pengecoran jalan sudah rampung 77 persen.
Jalan tol Kanci-Pejagan mula-mula dibangun pada 2008-2010. Jalan ini menghubungkan Kanci yang berada di Cirebon hingga Pejagan di Brebes serta melintasi Cirebon dan Kabupaten Brebes.
Jalan tol tersebut pada awalnya dimiliki dan dikelola oleh PT Semesta Marga Raya yang merupakan anak usaha Bakrie Toll Road. Kemudian pada November 2012 PT MNC Infrastruktur Utama mengakuisisi Bakrie Toll Road. Secara otomatis seluruh jalan tol yang dikelola Bakrie Toll Road termasuk PT Semesta Marga Raya dikuasai penuh oleh perusahaan milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo.
Pada September 2015, Waskita Karya mengambil alih sebagian besar kepemilikan saham PT Semesta Marga Raya. Proses akuisisi tersebut berbarengan dengan akuisisi dua Badan Usaha yang mengelola dua jalan tol lainnya. Ia di antaranya PT Pemalang Batang Toll Road pengelola jalan Tol Pemalang-Batang, serta PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol, pengelola jalan Tol Pasuruan-Probolinggo.
Dalam perusahaan gabungan tersebut, Waskita menguasai 61,5 persen saham dan MNC Infrastruktur menguasai 38,5 persen. Menjelang akhir 2015, Waskita menambah porsi kepemilikannya di PT Waskita MNC Trans Jawa Toll Road, sehingga porsi yang dikuasai perusahaan konstruksi pelat merah tersebut menjadi 99,99 persen.