REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu dari sekian dampak negatif reklamasi adalah terjadinya sedimentasi (pendangkalan) seluruh sungai yang mengarah ke Teluk Jakarta. Menurut Walhi, hal itu terjadi karena pengurukan Teluk Jakarta untuk dijadikan pulau menyisakan sedikit ruang antarpulau untuk laju air sungai di laut.
Kemudian menjadikan Teluk Jakarta sebagai penerima akhir aliran air sungai dan sedimennya nantinya semakin landai dan menghambat proses laju arus sungai ke laut. "Sehingga sedimen yang terbawa di sungai mengendap dan membentuk pendangkalan sungai," ujar Direktur Eksekutif Walhi DKI Jakarta, Puput TD Putramelalui siaran resmi yang diterima Republika.co.id, Ahad (24/4).
Akibat pendangkalan sungai tersebut maka logam berat dan bahan pencemar lainnya yang terbawa di sungai akan ikut mengendap. Hal ini berpotensi mencemari air tanah dan air sumur penduduk sekitar sungai.
Kenaikan muka air laut setiap tahunnya ikut menahan laju aliran air sungai ke teluk Jakarta. Sehingga semakin manahan laju air sungai ke teluk Jakarta. "Dampak besar yang akan terjadi adalah banjir besar yang akan melanda Jakarta," ucap Puput.
Hal ini dapat dipahami apabila laju air sungai sudah tidak dapat mengalir dengan sempurna sedangkan penerimanya di Teluk Jakarta sudah mengalami pendangkalan. Ditambah dengan air laut yang pasang, maka air sungai tidak akan pernah sampai ke laut dan menggenangi seluruh kota Jakarta.
Terhambatnya aliran sungai akibat pendangkalan, kata dia, juga mengakibatkan laju aliran air sungai terhambat dan menggenangi daerah sekitar bantaran sungai. "Jika disertai kemungkinan tingginya permukaan air laut, seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini, maka potensi banjir akan lebih luas dari tahun-tahun sebelum adanya reklamasi," kata Puput mengakhiri.