REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) mengatakan iuran biaya pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar yang dibebankan kepada para kandidat calon ketua umum mengurangi politik transaksional.
"Kalau mengurangi itu pasti. Akan tetapi, kalau menyetop, kami tidak tahu," kata Aburizal seusai memimpin jamuan makan siang delegasi International Conference of Asian Political Parties (ICAPP) di Jakarta, Jumat (22/4).
(Baca juga: Idrus Marham Minta Restu JK Jadi Ketum Golkar)
Ical mengatakan iuran tersebut bertujuan baik sebab tanpa iuran tersebut para kandidat bisa saja mengeluarkan dana lebih besar dan berpotensi melakukan politik uang.
Ia menjelaskan iuran bagi para kandidat tidak akan terlampau besar, seperti wacana yang sempat bergulir, yakni Rp20 miliar. Selain itu, kata dia, iuran bagi kandidat hanya untuk hal-hal yang berkaitan dengan para kandidat, seperti biaya kampanye dan sosialisasi.
"Biaya lain semua pengurus menyumbang, seperti saya menyumbang, Pak Theo menyumbang, Pak Ade Komarudin juga menyumbang dalam kapasitasnya sebagai wakil ketua umum serta kandidat. Saya juga mendengar para kader muda juga menggalang iuran ada yang Rp500 ribu, satu juta rupiah, semua tergantung pada kemampuan masing-masing," kata Ical.
Ia mengatakan pengeluaran terbesar munaslub adalah untuk keperluan transpor, makanan, dan uang saku ribuan peserta munaslub.
"Kalau di Bali, tidak ada uang transport kan susah," katanya.
Munaslub Golkar akan diselenggarakan pada tanggal 23 Mei 2016 dengan agenda utama pemilihan ketua umum.
Sejumlah nama yang belakangan sudah menyatakan siap maju, antara lain Ade Komaruddin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsuddin, Idrus Marham, Indra Bambang Utoyo, Mahyudin, Priyo Budi Santoso, Setya Novanto, Syahrul Yasin Limpo, dan Zaki Iskandar.