Rabu 20 Apr 2016 13:00 WIB

Usai Lecehkan Wartawan, Sekdaprov Lampung Akhirnya Minta Maaf

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang wartawan memperlihatkan striker Stop Kekerasan Terhadap Jurnalis
Foto: www.antaranews.com
Seorang wartawan memperlihatkan striker Stop Kekerasan Terhadap Jurnalis

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Arinal Djunaidi, secara terbuka di depan wartawan meminta maaf atas tindakannya yang melecehkan profesi wartawan dalam bertugas. Pejabat tinggi di Pemprov Lampung tersebut menyesalkan kejadian tersebut setelah gencarnya aksi wartawan mengecam dirinya.

Permintaan maaf tersebut langsung disampaikan Arinal dalam pertemuan di gedung PWI Lampung, Rabu (20/4). Kedatangan Sekdaprov di gedung PWI sempat mendapat aksi unjuk rasa solidaritas wartawan di Lampung.

Arinal Djunaidi, menyampaikan permintaan maaf atas kejadian yang menimpa wartawan harian lokal saat menjalankan tugas jurnalistik mengonfirmasi kepadanya soal kejadian dugaan penganiayaan terhadap seorang petugas di Bandara Radin Inten II Branti Lampung, Sabtu (17/4). Dalam pertemuan terbuka bagi jurnalis, Arinal berjabat tangan dengan seorang reporter harian lokal yang mendapat perlakuan tidak pantas dari Arinal selaku pejabat tertinggi di Pemprov Lampung.

(Baca Juga: Pejabat Pemprov Lampung Diduga Aniaya Pegawai Garuda)

Sebelumnya, wartawan yang beraksi di luar gedung PWI, meminta Arinal meminta maaf secara terbuka terhadap wartawan di luar gedung. Namun, permintaan tersebut sempat ricuh. "Kami minta Sekdaprov minta maaf di luar gedung," kata Firman, seorang wartawan.

Tindakan pelecehan profesi wartawan oleh Sekdaprov Lampung, Arinal Djunaidi, terjadi saat seorang reporter media di Lampung ingin mengonfirmasi kejadian dugaan penganiayaan yang dilakukan Arinal di bandara. Saat itu, bukan mendapat penjelasan, namun Arinal malah mengeluarkan pernyataan tidak pantas kepada wartawan tersebut. Arinal melontarkan ungkapan yang melecehkan wartawan. Dia menyebut wartawan cuma cari duit, berita dibesar-besarkan. Dia pun melakukan pengancaman kepada wartawan atas pemberitaan dirinya yang gencar di media massa cetak dan media online.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement