Selasa 19 Apr 2016 11:44 WIB

Pemkab Gorontalo Utara Waspada Penyebaran Antraks

Peternakan sapi (ilustrasi)
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto/ss
Peternakan sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menerbitkan status waspada penyebaran penyakit antraks, menyusul matinya 40 ekor sapi terindikasi bakteri Bacillus anthracis di Kabupaten Gorontalo atau daerah tetangga. Kepala Bidang Peternakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Iskandar Antula, Selasa (19/4) di Gorontalo mengatakan, status waspada dikeluarkan mengingat dekatnya kedua wilayah ini.

Apalagi sistem pasar hewan yang berlaku nomaden atau berpindah-pindah setiap pekannya, ikut berpengaruh pada distribusi ternak sapi yang diperdagangkan. Kebanyakan ternak sapi dari Kabupaten Gorontalo masuk ke pasar hewan di daerah ini, sehingga sikap waspada penting dilakukan.

Pemeriksaan di wilayah perbatasan pun, Iskandar mengatakan, mulai dilakukan bagi ternak sapi dan kambing yang akan masuk ke daerah ini. "Jika ada sapi yang terindikasi sakit, maka langsung ditolak tanpa alasan apapun," ujarnya.

Populasi ternak sapi di daerah ini mencapai 24 ribu ekor. Hingga saat ini pihaknya melakukan observasi dan pemeriksaan kesehatan hewan, untuk mengetahui kondisi ternak sapi apakah sehat ataukah terindikasi antraks. Iskandar memastikan belum menemukan ternak sapi tersebar di 11 kecamatan yang terindikasi mengidap bakteri antrhax.

Rencananya pada Jumat (22/4) pihaknya mengundang Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian RI untuk menghadiri lomba karapan sapi dalam rangka hari ulang tahun (HUT) Kabupaten Gorontalo Utara, yang akan diawali dengan sosialisasi tentang penyuluhan pencegahan dan bahaya penyakit anthrax. Pantauan wartawan di pasar tradisional Kwandang, harga daging sapi masih normal di kisaran Rp 100 ribu hingga Rp 110 ribu per kilo gram.

Kun Lakoro, penjual daging sapi di pasar tradisional Moluo mengatakan, penjualannya masih stabil. Paling tinggi permintaan daging sapi terjadi pada hari Senin dan Kamis. Ia berharap, pemerintah daerah segera mensosialisasikan pencegahan penyakit anthrax agar penyakit tersebut tidak menjangkiti ternak sapi lokal. Sebab pasokan ternak sapi untuk kebutuhan konsumsi, rata-rata diambil dari peternak lokal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement