Ahad 17 Apr 2016 19:51 WIB

WNI Diculik, Panglima TNI: Kita Siap Kejar Sampai Hutan

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memeriksa ribuan personel TNI saat upacara serah terima Alih Kodal Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (3/3).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memeriksa ribuan personel TNI saat upacara serah terima Alih Kodal Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Warga Negara Indonesia (WNI) kembali menjadi korban penculikan di perairan Filipina. Menanggapi hal tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan korps TNI siap melakukan tindakan tegas untuk membebaskan semua WNI yang disandera.

“Saya sebagai Panglima TNI sudah menyiapkan pasukan untuk melakukan tindakan tegas baik di laut, di darat sampai di hutan saya siap. Saya juga sudah mengerahkan dua Kapal Perang yaitu KRI Badau dan KRI Slamet Riyadi ke daerah perbatasan,” tegas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (17/4).

 

Panglima TNI juga menyampaikan akan melaksanakan koordinasi dengan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina dan Malaysia untuk bersama-sama melakukan Patroli terkoordinasi.

 

“Tetapi apabila terjadi sesuatu di wilayah negara Malaysia dan Filipina, maka saya akan melakukan koordinasi, siapa yang cepat maka dia yang boleh kesana. Ini adalah langkah-langkah yang segera dilakukan,” kata Panglima TNI.

 

Perjanjian yang akan dibuat nantinya, menurut Panglima TNI adalah kesepakatan angkatan bersenjata negara tetangga bisa menindak cepat ancaman yang ada di dekatnya.

“Apabila Indonesia dan Filipina sudah melakukan MoU untuk melakukan kerja sama Patroli Terkoordinasi, maka pasti akan aman. Tetapi sekarang kan tidak aman, karena itu diluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Panglima TNI.

 

Disamping itu, Panglima TNI akan segera mungkin melaksanakan koordinasi dengan Panglima Diraja Malaysia dan Filipina, karena wilayah itu berbatasan dengan tiga negara.

 

"Filipina  akan melakukan operasi besar-besaran di Kepulauan Zulu. Operasi yang dilakukan negara tetangga kita tunggu saja,” pungkas Panglima TNI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement