Ahad 17 Apr 2016 06:49 WIB

PKS Sebut Kebijakan Ahok Berpihak pada Kelompok Pemilik Modal

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: M Akbar
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) DPP PKS, Fahmy Alaydroes mengatakan, penggusuran pemukiman Pasar Ikan dan Luar Batang menorehkan luka yang dalam bagi para penduduknya. Saat ini penduduknya terpaksa tinggal di perahu.

"Dengan tinggal di perahu, setiap saat bahaya mengancam. Membiarkan sekelompok warga untuk tinggal di perahu, mengabaikan nasib mereka adalah tindakan yang sangat tidak manusiawi oleh pemerintah," katanya, Sabtu, (16/4).

Ia menilai Gubernur Ahok terlalu kasar dengan mengusir mereka dengan alasan penertiban dan pembangunan kota Jakarta. Namun di saat yang bersamaan dia memberikan akses dan kemudahan izin pengembangan bagi kelompok-kelompok pengembang swasta yang kaya raya.

"Nuansa keberpihakan dan ketidakadilan nampak jelas terlihat. Apalagi gebrakan Ahok mengusir penduduk miskin juga dilakukan dengan melibatkan ratusan personel polisi dan TNI dengan perlengkapan yang 'menakutkan' dan 'mengancam' penduduk," katanya.

Nampaknya, ujar Fahmy, Ahok sedang 'memerangi' rakyatnya sendiri. Penertiban dan pembangunan wilayah kumuh Jakarta adalah kewajiban Pemda DKI namun harus dilakukan dengan cara dan pendekatan yang bijak dan memperlakukan rakyat dengan cara yang baik dan berkeadilan.

Fahmy mengingatkan bahwa mereka adalah rakyat Jakarta yang berhak mendapat perlindungan dan pelayanan yang laik. Seharusnya Pemerintah DKI memperlakukan mereka dengan bijak, memberikan fasilitas tempat tinggal yang laik di wilayah tersebut.

"Jangan sampai terkesan adanya kebijakan mengusir dan menyingkirkan rakyat miskin tetapi kemudian memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada mereka yang kaya raya," ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement