Sabtu 16 Apr 2016 23:50 WIB

Distribusi 14 Juta Keping KIP Ditargetkan Tuntas Mei 2016

Seorang siswa menunjukan Kartu Indonesia Pintar (KIP) saat pembagian tiga jenis kartu sakti itu oleh Prsiden Joko Widodo kepada warga di wilayah Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (13/5).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang siswa menunjukan Kartu Indonesia Pintar (KIP) saat pembagian tiga jenis kartu sakti itu oleh Prsiden Joko Widodo kepada warga di wilayah Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendikbud Anies Baswedan menargetkan proses distribusi 14 juta keping kartu Indonesia pintar (KIP) kepada siswa miskin di Tanah Air bisa tuntas pada Mei 2016.

"Saat ini kartu Indonesia pintar tersebut masih dalam proses cetak di dua perusahaan yang ada di Kudus dan Sidoarjo," ujarnya ditemui usai melakukan inspeksi pelaksanaan pencetakan kartu Indonesia Pintar di PT Pura Group Kudus, Sabtu (16/4) malam.

Sebagian KIP yang selesai dicetak, kata Mendikbud, ada yang didistribusikan kepada masing-masing penerima kartu tersebut sesuai indentitas yang tercetak pada kartu tersebut. Setelah mendapatkan kartu pintar, kata dia, bisa dibawa ke sekolah untuk dimasukkan ke sistem data pokok pendidikan (Dapodik), sehingga nantinya bantuan uang untuk para siswa miskin bisa langsung dicairkan melalui bank yang ditunjuk.

Adapun nilai bantuan per anak per tahun, kata dia, untuk siswa SD sebesar Rp 450 ribu, SMP Rp 750 ribu, dan SMA/SMK sebesar Rp 1 juta. Bantuan tersebut, kata dia, bisa dicairkan dua kali, yakni setiap semester.

Bank yang ditunjuk untuk pencairan dana bantuan tersebut, yakni untuk SD dan SMP bisa mencairkan ke BRI, sedangkan SMA/SMK melalui BNI. "Kami targetkan, Mei dan Juni 2016 sudha bisa dicairkan," ujarnya.

Anggaran yang disediakan pada 2016, kata dia, sebesar Rp 11 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, ditargetkan bisa menjangkau 17 juta siswa miskin di seluruh Tanah Air.

Sementara yang sudah cair, kata dia, sekitar Rp 14 juta dan sebentar lagi akan ada tambahan pencairan karena akan memasuki tahun ajaran baru sekolah. Proses pencairan dana bantuan tersebut, kata dia, sengaja dipilih saat pergantian tahun ajaran baru sekolah, sehingga bisa dibelanjakan untuk kebutuhan terkait pendidikan.

Terkait keakuratan data siswa miskin, dia yakin, bisa dipertanggung jawabkan karena datanya berasal dari hasil survei BPS dan TNP2K yang diterima pada bulan Februari 2016. Selanjutnya, kata dia, berdasarkan data tersebut dilakukan proses cetak kartu Indonesia pintar melalui dua perusahaan, salah satunya melalui PT Pura Group Kudus.

"Kedatangan kami Kudus, salah satu tujuannya untuk melihat perkembangannya karena sebelumnya juga melakukan kegiatan serupa ke perusahaan yang mencetak kartu di Sidoarjo," ujarnya. Proses cetak kartu di perusahaan tersebut, kata dia, per harinya bisa mencetak hingga 500 ribu kartu.

Marketing PT Pura Group Kudus Tomi Prasetyo mengungkapkan, PT Pura Group Kudus mendapatkan kepercayaan untuk mencetak KIP sebanyak 4,8 juta keping. Proses cetaknya, kata dia, sudah selesai dan saat ini proses pengepakan sebelum didistribusikan kepada masing-masing siswa sesuai identitas yang tertera pada kartu tersebut.

Untuk tahap pertama, distribusinya ke Aceh dan Riau, sedangkan tahap berikutnya ke wilayah Indonesia bagian barat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement