Sabtu 16 Apr 2016 11:47 WIB

Fahri Beberkan dari Permintaan Pakai Peci Sampai Desakan Mundur

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah memberikan keterangan kepada wartawan terkait pemecatan dirinya dari keanggotaan PKS di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/4).
Foto:
Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri menyampaikan pidatonya pada pembukaan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Optimalisasi Tugas DPR RI sebagai Pejuang Aspirasi Rakyat” yang akan diselenggarakan di Ruang Pleno Fraksi PKS DPR RI, Selasa (17/11).

Fahri mengatakan, sejak saat itu nasehat beliau ia laksanakan dengan penuh kesadaran, gaya komunikasi politiknya mulai sedikit berubah dengan mengurangi komunikasi media.  "Sikap Saya terlihat begitu jelas, bahwa Saya jauh lebih cendrung banyak diam dibandingkan dengan di masa Ustaz Hilmi Aminuddi," ujarnya. 

Baca juga, Fahri: Ada Banyak Kebohongan yang Dirilis Presiden PKS Tentang Saya. 

Hal ini sekaligus sebagai koreksi atas kronologi yang dibuat oleh DPP PKS yang menyebutkan briefing awal dilakukan pada 1 September 2015. "Saya memiliki dokumentasi tertulis karena Saya mencatat detail materi pertemuan yang sekaligus sebagai dokumentasi yang menunjukkan penanggalan pertemuan tersebut," ujarnya.

Lalu hanya berselang 13 hari setelah pertemuan tersebut, Ia kembali dipanggil oleh Ustadz Salim pada 23 Oktober. Beliau menyampaikan keinginan pribadinya agar ia mundur dari jabatan pimpinan DPR.

"Saya melihat ada keraguan pada diri Ustadz Salim dalam menyampaikan hal tersebut. Sebagai kader, Saya tidak mau melihat beliau memiliki keraguan dalam berkomunikasi," ujar Fahri.   Fahri pun berkata, “Saya adalah Jundi (Kader yang patuh) jabatan adalah amanah.”

Ustaz, lanjut Fahri, tidak perlu ragu menyampaikan hal tersebut karena jabatan dalam sistem kepartaian bukanlah pencapaian sehingga harus dipertahankan.

"Hanya saja Saya membutuhkan waktu dan alasan yang tepat agar tindakan yang Saya ambil dapat mencapai kemaslahatan," tuturya.

Pertemuan pertama yang penuh kekeluargaan tersebut selanjutnya melahirkan rentetan diskus lainnya antara ia dan beliau sebagai pribadi, yaitu tanggal 1 Desember 2015, 11 Desember 2015 dan 16 Desember 2015.

"Isinya lebih sebagai diskusi untuk mempertimbangkan berbagai hal dalam memutuskan perkara berhentinya seorang pimpinan DPR RI," ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement