Kamis 14 Apr 2016 22:21 WIB

Puluhan Sapi di Gorontalo Terinfeksi Antraks

Peternakan sapi perah (ilustrasi)
Foto: Umar Mukhtar
Peternakan sapi perah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Berdasarkan data dari Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Kabupaten Gorontalo, sebanyak 31 sapi di Desa Ulapato A dan Lupoyo terinfeksi virus antraks.

Haris salah seorang petugas Dinas Peternakan Kabupaten Gorontalo, Kamis (14/4), mengatakan bahwa kasus itu ditemukan karena adanya laporan dari warga, ada ternak sapi peliharaan mereka yang mati mendadak.

"Kami melakukan pengecekan di lapangan dan menemukan ada sisa darah sapi yang telah dipotong dan dijual kepada pedagang, yang ternyata setelah dites berinfeksi antrax," Kata Haris.

Dia menjelaskan, ternyata kasus tersebut bukan untuk pertama kali ditemukan, sebab berdasarkan keterangan warga sudah banyak sapi yang dipotong dan dijual kepada pedagang, yang mati secara mendadak.

Menurut Haris, jumlah sapi yang terinfeksi masih akan bertambah, data yang ada sekarang ini merupakan temuan dan laporan peternak maupun warga, apalagi di daerah ini terdapat sekitar 2000 ekor sapi.

Menurutnya, untuk penanggulangan sudah banyak yang kita lakukan, pertama kita isolasi lokasi ternak atau sapi yang terkena antraks di Ulapato A dan Lupoyo Kabupaten Gorontalo, jangan sampai menyebar ke tempat lain. "Selanjutnya kita bangun posko di lokasi yang terinfeksi antrax, dan kita lakukan uji sampel berulang-ulang," ucapnya.

Haris mengatakan, di kota Gorontalo, tim dari Balai Maros menemukan sampel daging sapi yang terkena antrax dan dijual di Pasar Sentral Kota Gorontalo. "Menurut pedagang, asal sapi tersebut dari daerah Luhu, Kabupaten Gorontalo, yang dibeli dari warga di wilayah tersebut," lanjut Haris.

Haris juga mengatakan, sekarang pihaknya turun kelapangan dengan Dinas Kesehatan, karena sapi yang kena antraks dapat berbahaya, salah satu contohnya jika darah sapi antraks terkena kulit manusia akan menimbulkan penyakit kulit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement