Rabu 13 Apr 2016 14:37 WIB

Tangis Histeris Mantan Lesbian di Pesantren Buntet

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Air mata tobat (ilustrasi).
Foto:

Manda menceritakan, usai meninggalkan kehidupan LGBT, sudah beberapa kali ia rutin ikut shalawatan. Selain rindu pada Rasul, ia merasakan ketenangan dalam jiwanya.

Hal sama dikatakan salah satu anggota XTC Kota Cirebon, Ale. Dirinya merasa hangat dan nyaman usai melakukan shalawatan. "Saya teringat dosa-dosa. Tak terasa menangis tapi hati saya merasa tenang."

KH Ayip Abdullah Abbas mengatakan, banyak orang menilai mereka yang terjerumus ke lembah hitam sebagai orang yang buruk. Padahal, Rasulullah tetap menghargai orang-orang seperti mereka, bahkan dirangkul dan diajak lebih dekat mengenal Allah.

Para sahabat Rasulullah, terang dia, juga banyak yang dulunya pernah jatuh ke masa jahiliah. Mereka dirangkul Rasulullah karena menurut Rasul setiap orang memiliki proses hidup. Begitu pun orang-orang yang pernah jatuh ke lembah hitam.

"Makanya mereka jangan dijauhi. Bagaimana mau berdakwah kalau kita malah menghindari mereka, para sahabat Rasulullah saja butuh proses, apalagi kita."

Dirinya berharap lini dakwah perlu masuk merangsek ke orang-orang yang jatuh di lembah hitam. Tak hanya dakwah di tempat umum.

"Para orang tua juga perlu memahami proses hidup anak-anaknya. Jangan divonis buruk. Ayo sama-sama belajar memanusiakan manusia, menguatkan aqidah kita," kata pria yang akrab disapa Kang Ayip.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement