Selasa 12 Apr 2016 09:06 WIB

Pelarangan Trawl Bikin Produksi Teri Meningkat

Nelayan tradisional membenahi jaring (ilustrasi).
Foto: Antara
Nelayan tradisional membenahi jaring (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Usaha pembuatan ikan teri asin di Pulau Pasaran Bandarlampung makin menggeliat. Produksi ikan asin juga makin banyak, sehubungan susutnya jumlah kapal penangkap ikan yang menggunakan cantrang di perairan Teluk Lampung.

Meski masih banyak kapal cantrang yang beroperasi di Teluk Lampung, jumlahnya sudah jauh berkurang dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Karena itu, tangkapan ikan teri di bagan-bagan yang bertaburan di perairan Teluk Lampung makin banyak.

"Sekarang hampir tiap bulan kami bisa memproduksi ikan asin karena ada bahan bakunya untuk diolah menjadi ikan asin, yakni teri segar," kata Sarnoto, salah satu perajin ikan teri di Pulau Pasaran Bandarlampung.

Sebelum keluarnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 2 Tahun 2015 yang melarang penggunaan pukat hela dan pukat tarik, produksi ikan teri asin di Pulau Pasaran bisa berhenti antara enam-delapan bulan dalam setahun. Penyebabnya yakni ketiadaan bahan baku.

Sebagian perajin pun terpaksa beralih profesi seperti menjadi tukang ojek, buruh kasar atau sopir angkot. Para buruh harian yang bekerja di pulau itu juga terpaksa menjadi pengangguran.

Kini sentra utama produksi ikan teri di Provinsi Lampung itu terus beraktivitas. Perajin pun berusaha meningkatkan mutu produksiya agar mampu bersaing dengan teri asin asal Thailand dan Malaysia.

"Rasa teri Pulau Pasaran gurih, renyah saat digoreng, dan kami sama sekali tak menggunakan bahan pengawet. Untuk menjaga mutu, ikan teri yang kami beli dari bagan ke bagan di Teluk Lampung, langsung direbus di tengah laut menggunakan air laut dicampur garam. Hanya itu yang kami gunakan," kata Sarnoto yang mempunyai puluhan karyawan itu.

Pulau Pasaran merupakan pulau kecil di pesisir kota Bandarlampung dan letaknya sangat dekat dengan daratan. Pulau Pasaran itu termasuk bagian dari Kecamatan Teluk Betung Barat (TBB) Bandarlampung, dan luasnya pun sekitar delapan hektare dengan jumlah penghuninya tahun lalu sekitar 240 kepala keluarga (KK).

Hampir semua penduduk Pulau Pasaran berprofesi sebagai nelayan atau perajin ikan asin. Selain menggunakan perahu, Pulau Pasaran lebih mudah dijangkau menggunakan jembatan sepanjang 500 meter yang dibangun Pemerintah Kota Bandarlampung di atas perairan dangkal menuju pulau tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement