REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Megaproyek reklamasi di kawasan Pantai Utara Jakarta dinilai berdampak buruk terhadap lingkungan. Mulai dari hilangnya kawasan mangrove, perubahan arus laut yang pada akhirnya membuat banjir rob, hingga rusaknya ekosistem dalam laut.
Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga mengatakan masyarakat di kawasan pantai utara Jakarta akan terkena dampak langsung dari kerusakan lingkungan yang terjadi. Bahkan, pada akhirnya wilayah di pusat Ibu Kota juga mengalami hal serupa, jika reklamasi terus dibiarkan, tanpa dipenuhinya aspek penyelamatan lingkungan terkait megaproyek tersebut.
"Tentunya reklamasi ini kan berdampak sangat buruk pada lingkungan karena di Pantai Utara Jakarta saja kondisinya sudah kritis. Kalau terus dibiarkan bukan tidak mungkin pada 2050 nanti Pantai Ancol bergeser hingga Dukuh Atas," ujar Nirwono kepada Republika.co.id, Senin (11/4).
Hal ini tentunya sangat dipengaruhi perubahan arus laut, yang perlahan terus menyebabkan naiknya permukaan air laut ke daratan. Selain itu, permukaan air tanah yang juga mengalami penurunan mulai dari 8-24 sentimeter per tahun.
"Penurunan itu sudah terjadi saat ini dan angkanya bisa terus bertambah jika reklamasi diteruskan tanpa upaya penanganann lingkungan yang serius dari Pemprov DKI Jakarta terlebih dahulu," jelas Nirwono.