Senin 11 Apr 2016 12:15 WIB

Deddy Mizwar: Perwakilan Bobotoh Harus Minta Maaf kepada Keluarga Korban

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Deddy Mizwar meminta oknum bobotoh yang menabrak Ridho Maulidin Sukarna (5 tahun) bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya kepada bocah tersebut.

Sebab, akibat kejadian tabrak lari itu kaki kiri korban harus diamputasi, kata Deddy Mizwar, di Gedung Sate Bandung, Senin (11/4). "Saya berharap pelaku datang untuk minta maaf atau wakil dari bobotoh. Mereka keluarga teraniaya yang doanya kepada Allah tidak ada batas," katanya.

(Baca: Jadi Korban Tabrak Lari Oknum Bobotoh, Kaki Bocah Lima Tahun Diamputasi)

Pihaknya juga mengapresiasi perwakilan Bobotoh yang telah memberikan sumbangan sebesar 25 persen dari Rp 100 juta karena Bobotoh menjadi suporter klub sepakbola terbaik dalam Piala Bhayangkara 2016.

"Alhamdulillah yang penting ada wakil dari Bobotoh untuk minta maaf. Soal sumbangan soal lain lagi walaupun itu bermanfaat buat korban dan keluarganya," katanya.

Sebelumnya Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin (RSHS) Bandung merawat seorang anak berusia lima tahun bernama Ridho, yang diduga menjadi korban tabrak lari oknum bobotoh, saat ini kaki kiri korban telah diamputasi akibat kecelakaan tersebut.

"Pasien dirujuk dari RSUD Soreang ke IGD RSHS pada Rabu, 30 Maret 2016 pukul 20.40 WIB," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSHS Bandung dr Nucki Nursjamsi Hidajat.

Ia menuturkan saat tiba di IGD RSHS Bandung pasien datang dengan luka-luka, kerusakan pembuluh darah akibat patah di kedua tulang paha disertai syok dikarenakan pasien banyak kehilangan darah. Ketika datang ke RSHS, pasien langsung ditangani secara intensif oleh tim dokter yang terdiri dari bedah orthopaedi, bedah vaskuler, bedah anak dan anestesi.

Setelah kondisi korban dimungkingkan untuk operasi, pada 31 Maret 2016 lalu dilakukan operasi yang pertama yakni operasi fiksasi luar (external fixation) dan operasi perbaikan pembuluh darah arteri (repair arteri).

Namun setelah diobservasi selama dua hari demi mencegah kerusakan yang lebih berat pada tanggal 2 April 2016 tim dokter terpaksa melakukan tindakan amputasi pada kaki kiri pasien.

"Amputasinya dilakukan dari kaki sampai setinggi lutut," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement