Jumat 08 Apr 2016 23:58 WIB

Kerusakan Kian Parah, 'Rumah Batu Pangeran Wiro Kusumo' akan Dipugar

Salah seorang petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi memetakan kondisi dalam bangunan cagar budaya Pangeran Wiro Kusumo (Sayid Idrus bin Hasan Al-Jufri) yang ambruk di Olak Kemang, Danau Teluk, Jambi, Jumat (8/4).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Salah seorang petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi memetakan kondisi dalam bangunan cagar budaya Pangeran Wiro Kusumo (Sayid Idrus bin Hasan Al-Jufri) yang ambruk di Olak Kemang, Danau Teluk, Jambi, Jumat (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi mempersiapkan pemugaran cagar budaya Rumah Batu Pangeran Wiro Kusumo di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. Proses pemugaran diawali dengan mengumpulkan data kerusakan.

"Pendataan kerusakan tersebut dimaksudkan untuk merekam data arkeologis, historis, administratif untuk mempersiapkan langkah penyelamatan dengan cara pemugaran," kata Ketua Tim Perekaman Data Agus Sudarya di Jambi, Jumat.

Agus mengatakan, BPCB mendapat laporan mengenai runtuhnya dinding dan atap di bagian Rumah Batu yang terletak di Seberang Kota Jambi dan kerusakannya sudah mencapai 90 persen.

"Setelah kita tinjau ke lokasi menunjukkan kerusakan yang semakin parah sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut dan atas dasar itu kita saat ini sedang mengumpulkan data yang kemudian akan dilakukan pemugaran dalam rencana waktu jangka panjang," kata Agus.

Agus menjelaskan Rumah Batu yang ditetapkan sebagai cagar budaya tersebut terakhir kali ditempati pada tahun 1995.

Pada kegiatan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) tahun 1997 satu kamar rumah tersebut masih ditempati dan dilakukan penggantian atap genteng dengan atap seng.

"Setelah itu kerusakan berangsur semakin parah dikarenakan tidak adanya perbaikan dan kebocoran menyebabkan air hujan merembes dan membasahi bagian dalam bangunan. Kondisi alam yang panas dan hujan juga mempercepat kerusakan," katanya.

Dia mengungkapkan rumah yang dibangun sekitar 1830-an itu berbentuk rumah panggung dengan perpaduan arsitektur lokal, Cina dan Eropa.

Kegiatan pengumpulan data kerusakan tersebut kata Agus merupakan salah satu kegiatan proyek peninggalan sejarah purbakala dan permuseuman Provinsi Jambi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

"Penilaian tentang arti pentingnya pelestarian bangunan dilihat dari sudut sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta tinjauan arkeologis dan arsitektur untuk menetapkan seberapa jauh bangunan rumah Pangeran Wirokusumo itu dapat dilestarikan sesuai dengan keasliannya," katanya menambahkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement