REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta menemukan ratusan blok bebatuan elemen Candi Prambanan di dekat rel kereta api di Dusun Kepatihan, Desa Tamanmartani, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam beberapa hari terakhir.
"Ada ratusan blok bebatuan yang merupakan bagian dari bangunan Candi Prambanan yang kami temukan. Kami targetkan minggu depan pemindahan batu-batu tersebut ke komplek Candi Prambanan harus selesai agar aman," kata Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta Wahyu Astuti, Ahad.
Menurut dia, temuan batu-batu Candi Prambanan tersebut sebelumnya dilaporkan ke pihaknya oleh warga setempat saat mereka melakukan penggalian untuk membuat jalan.
"Ada warga yang ingin membuat jalan, namun malah menemukan lebih dari seratus blok. Langsung kami panggil 'steller' (penyusun batu candi) Candi Prambanan. Dan ternyata benar, itu talud dari Candi Prambanan," katanya.
Ia mengatakan, pengangkutan batu-batu tersebut baru akan dimulai awal pekan nanti dan membutuhkan berhari-hari.
"Seratus blok lebih, itu banyak sekali, harus menggunakan beberapa truk untuk mengangkutnya. Dan memang benar, dulu ada tulisan Belanda, yang mengatakan kalau banyak batu yang digunakan untuk pembangunan stasiun atau landasan rel dan tanggulnya," katanya.
Wahyu mengatakan, hal ini karena bebatuan candi di sekitar daearah tersebut sangat berlimpah dan mudah diangkut. "Bentuknya juga tergolong bisa menyesuaikan, karena tidak terlalu besar," katanya.
Kepala BPCB Yogyakarta Tri Hartono mengatakan, pihaknya mematok agar minggu depan pengangkutan batu candi ke kompleks Candi Prambanan bisa selesai.
"Minggu depan harus selesai. Ya agar segera diselamatkan, karena batu-batu tersebut diduga batu-batu elemen Candi Prambanan," katanya.
Ketua Dewan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Djoko Dwiyanto mengatakan, sebagai jalan pintas, memang dulunya batu candi banyak digunakan untuk pembangunan. Baik pondasi bangunan, bantalan rel kereta api, serta pabrik gula.
"Sebagai jalan pintas, agar lebih cepat pembangunannya. Untuk pondasi, bantalan rel, dan pabrik gula," kata Djoko yang juga seorang arkeolog ini.