Jumat 08 Apr 2016 22:33 WIB

Ketidakhadiran Djan Faridz takkan Ganggu Proses Islah PPP

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz, (kedua kanan) berjabat tangan dengan partisan PPP saat Rapat Pimpinan Wilayah III PPP Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/4).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz, berpidato saat Rapat Pimpinan Wilayah III PPP Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/4).

Arsul pun menambahkan, jika memang Djan Faridz masih ingin menjadi Ketua Umum, maka forum Muktamar akan memberikan kesempatan bagi dirinya untuk memaparkan visi-misinya. ''Berkompetisi lah dengan (calon ketua umum) yang lain, yang tidak boleh jangan pakai money politic,'' ucap dia.

Muktamar VIII PPP telah secara resmi dibuka. Selain dihadiri sejumlah petinggi DPP PPP hasil Muktamar Bandung 2011, termasuk Wakil Ketua Umum PPP, Lukman Hakim Saefudin, acara pembukaan itu juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, Menkumham, Yassona Laoly, dan Ketua DPD, Irman Gusman.

Agenda utama dari Muktamar VIII PPP, yang rencananya dihadiri 1.064 peserta yang berasal dari DPW, DPC, dan DPP itu, akan memilih Ketua Umum yang baru, pembahasan AD/ART, dan rekomendasi politik terhadap Pemerintahan Jokowi-JK.

Djan Faridz memang menolak untuk mengakui Muktamar VIII tersebut. Menurut dia, kegiatan itu tidak ada sangkut pautnya dengan PPP. ''Siapa bilang itu Muktamar PPP?" ujar Djan kepada wartawan saat menghadiri forum Musyawarah Kerja DPW PPP Jatim di Surabaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement