Selasa 05 Apr 2016 14:53 WIB

Nasib 10 WNI Tersandera, Pemerintah Tunggu Kabar dari Filipina

Rep: Wisnu Aji Prasetiyo/ Red: Ilham
Milisi Abu Sayyaf
Foto: krmagazine
Milisi Abu Sayyaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Panjaitan menegaskan, pemerintah tidak akan menyerah untuk menyelamatkan 10 ABK Brahma berkebangsaan Indonesia.

Luhut mengatakan, pemerintah akan mendapatkankan laporan terakhir hari ini mengenai penyelamatan tersebut. "Kita lihat dari perkembangannya. Kami komunikasi langsung antara perusahaan dengan yang menyandera. Ya kita lihat nanti perkembangannya," kata Luhut di Gedung Kemenkumham, Jakarta Selatan, Selasa (5/4).

Terkait dengan saran kepada pemerintah untuk merekrut bekas teroris yang pernah berlatih di Filipina untuk operasi penyelamatan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, Luhut enggan memberikan komentar. "Saya ndak mau berkomentar mengenai hal yang sedang kita kerjakan," kata Luhut.

Sebelumnya, kelompok Abbu Sayyaf membajak kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia. Kelompok itu meminta uang tebusan Rp 15 miliar untuk ditukar dengan 10 WNI tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement