REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Politisi PKS Fahri Hamzah, masih belum mengerti alasan pemecatan dirinya oleh DPP PKS. Sebab, ia merasa tidak pernah mendapat penjelasan utuh dari pimpinan partai terhadap apa yang dituduhkannya oleh partai.
Dirinya mengaku kaget, ketika SK Pemecatannya justru berada di tangan seorang pengusaha, yang ditunjukan kepada DPP PKS, bahwa dirinya diberhentikan dari seluruh tingkat keanggotaan PKS.
Fahri menjelaskan, pengusaha tersebut juga mengontak pimpinan DPR dan melakukan hal yang sama, yaitu menunjukan surat pemecatan dirinya sudah beredar.''Prolog seperti itu yang menyebabkan, seolah-olah ini sengaja diciptakan untuk mengkondisikan publik saya layak diberhentikan,'' kata Fahri, dalam konferensi persnya, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (4/4).
Namun, Fahri mengungkapkan dirinya baru menerima surat pemecetan menjelang pukul 20.00 WIB, pada Ahad (3/4), yang disampaikan ke kediaman pribadinya di Cibubur, Jakarta Timur. ''Dia (petugas) membawa surat dari partai yang ditujukan kepada saya. Saya membaca sekilas dan belum bisa menjelaskan. Saya terus terang belum mengerti apa yang dituduhkan kepada saya,'' jelasnya.
Menurutnya, dalam dua kali sidang yang dihadirinya, dan telah mengirim lima sampai enam kali surat, baik kepada BPDO, Majelis Qada, dan Majelis Taklim yang meminta keterangan apa yang sebetulnya terjadi, tapi hinga kini tidak pernah diberikan.
Lalu tiba-tiba ada rilis resmi dari DPP PKS yang menyebutkan dokumen yang tidak pernah diberikan kepadanya, karena tidak boleh merekam. ''Jadi hanya dibacakan keputusan di depan saya. Tiba-tiba dokumen itu diumumkan kepada publik. Jadi saya belum membaca kronologi yang dimaksudkan,'' ucap Fahri.