REPUBLIKA.CO.ID, -- Penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris masih menjadi salah satu penyebab rendahnya daya saing SDM Pariwisata Indonesia. Selain itu juga faktor penguasaan teknologi informasi dan manajerial.
Ahman Sya, Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan (BPKK) Kementerian Pariwisata dalam Rapat Kerja Nasional (Rakornas) SMK se-Indonesia di Batam mengatakan, SMK Pariwisata sebagai pencetak SDM diharapkan dapat melakukan penguatan materi terhadap tiga hal tersebut.
"Tiap SMK sudah mengajarkan tiga hal itu, tinggal kita lakukan penguatan," ujar Ahman Sya.
Setelah melakukan penguatan materi, tiga hal tersebut juga akan dimasukkan ke dalam komponen penilaian sertifikasi.
"Termasuk juga sertifikasi yang dilakukan industri, mulai tahun ini akan kita tambahkan tiga hal itu. Hal ini agar posisi tawar SDM Pariwisata kita di ASEAN dapat meningkat," kata dia.
Ahman Sya mengatakan pihaknya akan melakukan monitoring terhadap SMK Pariwisata terkait hal ini. Menurutnya dibutuhkan komitmen bersama untuk dapat mendorong kesuksesan pembangunan SDM Pariwisata Indonesia. Terutama melalui sektor pendidikan.
"Kalau tidak commited (komitmen,red) tahun depan kita tidak undang lagi. Ini serius, supaya menjadi motivasi SMK lain dalam meningkatkan kualitas. Jadi rakor bukan hanya menghasilkan kesepakatan tertulis, tapi juga implementasinya dalam rangka mengisi kekurangan yang ada," ujar Ahman Sya.
Tingkat daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata Indonesia di ASEAN pada tahun 2015 berada di peringkat lima di bawah Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina.