Rabu 30 Mar 2016 10:42 WIB

Aburizal: GBHN untuk Panduan Jangka Panjang Indonesia

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) didampingi Wakil Ketua Umum Agung Laksono (kanan) dan Ketua DPP Yorrys Raweyai memimpin pertemuan dengan Barisan Muda Partai Golkar dan pimpinan ormas di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (19/2).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) didampingi Wakil Ketua Umum Agung Laksono (kanan) dan Ketua DPP Yorrys Raweyai memimpin pertemuan dengan Barisan Muda Partai Golkar dan pimpinan ormas di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARB) menilai Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sangat penting. Menurutnya, Indonesia memerlukan panduan jangka panjang pembangunan bangsa.

"GBHN merupakan suatu hal yang sangat penting dalam UU. Karena GBHN itu adalah suatu produk UU," kata Aburizal Bakrie di Jakarta, Rabu (30/3).

Hal itu dikatakannya saat menghadiri acara bertajuk "Konvensi Nasional tentang Haluan Negara", di Balai Sidang Jakarta, Rabu (30/3). Dia mengatakan, panduan jangka panjang itu sangat diperlukan sehingga semua pembangunan dapat berjalan secara jangka panjang bukan diubah sesuai kehendak presiden setiap lima tahun sekali.

Dia mengatakan Golkar sangat mendukung GBHN sebagai pintu masuk dari perubahan UUD 1945. "Kami yakin pada saat reformasi ada hal yang perlu dilakukan perbaikan, sehingga sampai dilakukan empat kali perubahan UUD itu. Ternyata batang tubuh daripada UUD itu sudah tercabut dalam mukadimah UUD 1945, yang didalam tercantum tentang butir-butir Pancasila," katanya.

Hal itu menurut dia, yang membuat Indonesia saat ini harus memperbaiki GBHN untuk kembali hidup berbangsa dan berpancasila. Berdasarkan pantauan Antara, acara tersebut dihadiri beberapa tokoh nasional antara lain Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement