Rabu 23 Mar 2016 17:22 WIB

Netralisir Limbah Jakarta Butuh 2,1 Miliar Liter Air per Hari

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
  Limbah busa tampak di saluran pintu air di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Jumat (25/10).   (Republika/Yasin Habibi)
Limbah busa tampak di saluran pintu air di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Jumat (25/10). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setiap makhluk hidup tidak akan bertahan jika tidak tersedia air dan sumber daya air dalam waktu tertentu. Bahkan bidang pertanian merupakan pekerjaan yang sangat erat hubungannya dengan air.

UN World Water Development Report 2016 mencatat bahwa dua miliar orang masih membutuhkan peningkatan sanitasi dengan gender disparitas. Banyak negara berkembang masih mengalami cekaman terkait air dan terdampak perubahan iklim.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Hidayat Pawitan mengatakan 71 persen peraturan daerah di Jawa memiliki motif untuk eksploitasi sumber daya alam (SDA). 78 persen diantaranya adalah air dan hutan yang mengabaikan jasa lingkungan, daya dukung lingkungan, dan hak-hak masyarakat.

“Dua per tiga air disediakan oleh alam dan kita hanya memanfaatkannya saja,” katanya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (23/3).

Untuk menetralisir limbah juga membutuhkan air. Kebutuhan air untuk menetralisir limbah adalah 300 liter per kilogram limbah. Untuk wilayah DKI Jakarta dengan jumlah penduduk yang mencapai 10 juta orang menghasilkan 0,7 kilogram limbah per hari per orang.

 

“Maka air yang dibutuhkan untuk menetralisir limbah adalah 210 liter per hari per orang. Totalnya 2,1 miliar liter air lingkungan yang dibutuhkan per hari untuk limbah,” kata Hidayat.

Namun, ia yakin kondisi Jakarta nantinya bisa melampaui Bangkok dan Singapura karena perbaikan-perbaikan yang saat ini dilakukan sudah menunjukkan hasilnya. Contohnya tahun ini Jakarta tidak mengalami banjir yang parah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement