Ahad 22 Nov 2015 09:41 WIB

Israel Tawari Papua Teknologi Pengolahan Air

Petugas memeriksa delapan buah filter air di sebuah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Petugas memeriksa delapan buah filter air di sebuah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Perusahaan Daerah Air Minum Jayapura, Papua, pesimistis bisa menerapkan teknologi pengolahan air bersih dan pengolahan limbah yang ditawarkan oleh konsultan dari Israel pada Jumat (13/11) lalu.

"Belum tentu kita menerapkan teknologi yang ditawarkan oleh Israel di Jayapura karena apakah cocok kita bisa terapkan di sini (Jayapura, red), karena kita masih menggunakan sistem yang sangat sederhana langsung melompat ke teknologi yang canggih," kata Direktur PDAM Jayapura, Abdul Muthalib Petonengan, di Jayapura, Sabtu.

Abdul mengatakan, pihaknya membutuhkan beberapa tahap yang perlu dilewati sampai ke sana, tentunya membutuhkan penyesuaian dan juga biaya yang tidak sedikit atau cukup tinggi.

"Sementara kita di PDAM Jayapura ini aktivitas penagihan kita kurang lebih 40 persen setiap bulan,'' katanya. ''Setiap bulan kurang lebih 60 persen tidak tertagih, artinya menjadi piutang kita.''

Hingga kini kurang lebih sekitar Rp 40 miliar piutang PDAM di masyarakat. ''Jadi, kalau kita melompat ke tekonologi canggih ini, kita butuh biaya yang cukup besar dan belum bisa ditangani," ujarnya.

Pada Jumat (13/11), konsultan Israel Avi Markovich dan rombongan mendatangi Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano dan menggelar pertemuan di ruang kerjanya guna membicarakan rencana kerja sama pengolahan air bersih dan juga pengolahan limbah di wilayah tersebut.

Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano, disela-sela pertemuan mengatakan, konsultan dari Israel itu datang dalam rangka menawarkan teknologi pengolahan air bersih dan pengolahan limba di Jayapura.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement